Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

High Ending Energy (HEE) Level 2 Bunsay

Gambar
Tak terasa, level 2 Bunsay telah usai. saatnya High ending Energy. nantikan yaaa..

Aliran Rasa Bunsay Game Level 2 : Melatih Kemandirian

Gambar
“Nggak bisa Bunda..” kata Haya sambil berusaha keras untuk memutar tutup botolnya. “Ayo coba lagi pelan-pelan, Haya pasti bisa,” kata saya menyemangati. Hingga akhirnya… “Haya bisa kok Bunda..” katanya senang. “Horee… akhirnya Haya bisa memasang tutup botolnya. Lain kali.. “Eh.. Haya, kalau mau ambil punya Ayah atau punya Bunda, bilang apa dulu ya?” tanya saya melihat Haya langsung mengambil saja pulpen yang masih saya pakai menulis. “Bundaa…,” kata saya mengawali. “Bundaa.. Haya pin..” lanjut saya lagi. “Bundaa… Hayaa pinjeeem pulpen..” kata dia melanjutkan. “Nah gitu ya. Ini sayang..” kata saya semabri menyodorkan pulpen yang tadi dia mau rebut paksa. Hmm.. begitulah gambaran yang ada dalam interaksi keseharian kami di rumah. Kelihatan sepele mungkin ya tapi dampaknya cukup besar. Selama periode tantangan tugas Bunsay level 2 ini, saya menyadari dan mengakui bahwa saya belajar banyak sekali hal-hal yang terkadang luput dari perhatian saya.  Melatih kemandirian an

Kemandirian dan Konsistensi

Gambar
Alhamdulillahirabbil’alamiyna. Akhirnya telah usai tugas tantangan Bunsay Level 2 kali ini dengan materi Melatih Kemandirian Anak. Semoga nanti bisa tetap konsisten melatih skill kemandirian anak dan juga keluarga sepanjang waktu. Aamiin…  Karena dampak dari melatih kemandirian ini akan banyak membawa dampak ke banyak factor dalam kehidupan ini, missal bisa mengerti dan memilah mana hal yang baik dan buruk untuk dilakukan, menjadi pribadi yang tegas, berprinsip, sampai punya tujuan hidup yang jelas. Masya Allah.. Sumber: Ebook Melatih Kemandirian Bunsay Game Level 2 Ibu Profesional

Kita Pasti Bisa, Nak!

Gambar
Tak terasa sudah hari terakhir batas waktu tantangan Bunsay Game Level 02 ini tentang melatih kemandirian. Berakhirnya masa tantangan ini, bukan pula berarti menjadi akhir dari sebuah proses belajar kemandirian. Justru bagi saya, hal ini baru permulaan, menjadi meomentum bagi sebuah proses kemandirian yang paling berat yang harus dilatih kepada anak, yaitu proses menyapih. Ya, pasca sakit demam kemarin, saya justru mencoba membulatkan tekad untuk memulai menyapih Haya. Sekalian saja rewelnya, piker saya dan menurut saya insyaAllah ini momen yang pas bagi saya dan Haya. Saya sudah mencoba menguatkan diri saya, dan juga meminta ijin serta dukungan dari suami. Alhamdulillah suami mengijinkan dan sudah mulai legowo dengan keputusan saya untuk menyapih Haya. Jika dipikir, berat memang, kebiasaan yang sudah terikat selama dua tahun lebih ini, tentu tidak mudah melakukannya, apalagi bagi anak. Saya juga benar-benar harus menguatkan mental untuk tega dan tegas pada rengekan

Saat Anak Aktif

Gambar
Saat anak aktif, ceria, suka ketawa-ketawa sambil lari sana sini, bermain dengan semua maianan yang ada di rumah, menumpahkannya di sana sini, itu tandanya anak sedang sehat dan nyaman dengan tubuhnya. Senang kan? Senang sih, tapi… hehe sedikit melelahkan kadang-kadang. Lelah yang insyaAllah berkah jika kita ikhlas melakukannya karena Allah, aamiin.. dan lelah yang suatu hari akan kita rindukan saat anak sudah beranjak dewasa dan tak lagi sering bermain di rumah karena ia sudah mulai asyik dengan kegiatan sosialnya di luar rumah. Alhamdulillah, itu yang saya rasakan hari di hari ketiga   setelah Haya demam. Saya berusaha semampu saya, dan berikhtiar membawanya ke puskesmas terdekat untuk mendeteksi awal gejala yang ada. Saya juga merelakan dan mengikhlaskan diri Haya untuk minum obat, dan Alhamdulillah sama obat ini Haya tak perlu dipaksa atau dibujuk, bahkan ia sendiri yang mau (antara sedih dan senang jadinya). Senang karena tak usah susah membujuk Haya minum obat, dan sedih