Dompet Haya
Bismillahirrahmanirrahim....
Day 03 Bunsay Game Level 8
Mengenalkan Dompet sebagai Salah Satu tempat Menyimpan Uang
Selain celengan, Haya juga tahu bahwa ada benda yang disebut dompet untuk menyimpan uang. Ia, tentu saja tahu dengan mengamati kedua orang tuanya. Contoh dan tauladan dari kedua orang tuanya tanpa harus dijelaskan banyak hal.
Ia tahu ketika saya ajak belanja, saya membawa sebuah benda tempat menyimpan uang, yang bernama dompet.
"Ini dompet namanya sayang, dompet Bunda."
Ooh, jadi itu namanya dompet. Bunda sering membawanya kalau pergi belanja atau jalan-jalan.
Di dalam dompet isinya macam-macam, mulai dari uang koin, uang kertas lembaran, struk-struk entah, kartu-kartu, yang Haya juga tahu ada salah satu kartu yang bisa dia gunakan di tempat permainan (Ya Allah #kidsjamannow), kartu yang biasanya dipakai ketika saya pergi ke suatu tempat mengambil uang (ATM card), atau kartu yang biasanya saya sering pakai ketika belanja di sebua toko (Smart Card). Bahkan kadang Bunda memasukkan hapenya ke dalam dompet.
Btw buk ibuk, anak bayi siapa yang nggak pernah mainin dompet emaknya padalo sudah dikasih eh disiapkan mainan bagus-bagus bin well educated disampingnya (baca: buku kain, teether, rattle boneka lucu, de el el). Hohoho... kenapa ya bisa begitu? Well, karena mungkin saja ya, dia juga tertarik pada sebuah benda yang sering di pegang emaknya. Apa yang sering ibu-ibu pegang saat anak leluasa melihat? Hape? Qur'an? Remote TV? Buku? Nah, berhati-hatilah para Bunda sekalian. Karena anak juga akan me-role model hal itu.
Nah, selain dompet Bunda, Haya juga tahu yang namanya dompet Ayah dan itu beda bentuknya dengan dompet Bunda. Dompet Bunda besar, ada resletingnya dan dompet Ayah bisa ditekuk. Selain kartu dan uang, ada fotonya juga. Foto Bunda cantik sekali #eh.. hehehee...
Nah, seperti biasa, karena Haya alhamdulillah lumayan lengket sama ayahnya, ia pun suatu ketika meminta "Mau kaya itu, kaya punya Ayah..." tunjuknya saat Ayah mengeluarkan dompetnya. Ya, selain dompet Bunda, Haya juga suka bongkar-bongkar isi dompet Ayah. Hehe.. Dan pintarnya lagi, kalau nemu uang di dompet Ayah, dia kasihkan ke Bunda. "Ini buat Bunda," katanya... "Waaah... anak cantik, sholehah, pinter lagi" dan Ayahnya hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah anak perempuannya itu.
Kebetulan Ayah punya mini dompet (insert dompet Ayah), akhirnya dikasihlah ke Haya. Isinya, kartu mahasiswa Ayah yang sudah tak terpakai dan beberapa lembar uang. Biasanya buat naik odong-odong, Hahaha...
Dan Haya menyimpan dompetnya di sebuah tas strawberry kecil miliknya, seperti saya yang terkadang membawa dompet dalam tas rajut strawberry milik saya. Ah.. well.. children see, children do... always. So parents, be careful with your habits at home.
Ya, begitulah. Kalau kita mau belajar, sejatinya banyak hal yang kita bisa pelajari dari benda bernama dompet ini ya. Tempat menyimpan uang yang biasa kita pakai sehari-hari. Saking seringnya dan terbiasanya dipakai, jadi kadang kita juga abai memaknai kehadirannya dalam hidup kita.
Pernahkah kita secara sadar berhitung, berapa kali kita membuka dompet dalam sehari? Btw, apakah ada orang yang tidak memakai dompet saat menyimpan uang? Ya, mungkin saja bentuknya bukan seperti dompet pada umumnya. Semisal, kantung, bekas karung, atau apapun tapi menurut saya apapun bentuk tempatnya, ketika ia kita fungsikan sebagai tempat menyimpan uang ya bisalah disebut sebagai dompet.
Memaknai kesyukuran lewat sebuah dompet.
Apakah wajah kita bersemu ceria dan bahagia ketika melihat dompet kita terisi dengan lembaran-lembaran uang? Atau bersemu masam ketika tahu isi dompet kita kosong dari lembaran-lebaran uang?
Dompet. Benda ini menjadi saksi bagi kita ketika melakukan banyak sekali transaksi. Belanja. Sedekah. Infaq. Uang parkir. Buat pengemis. Pengamen. Beli jajan. Beli gas. Daan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Btw, sedikit cerita tentang dompet yang saya pakai. Saya punya beberapa dompet. Ya, ada yang dikasih, ada juga beberapa hadiah dari suami. Tapi, entah kenapa yang nyaman saya pakai adalah dompet milik mendiang ibu saya dulu. Bentuknya ya begitu saja. Simpel. Tapi bagi saya, praktis di bawa kemana-mana. Dimasukkan saku celana juga bisa.
Sudah beberapa kali saya 'hampir' kehilangan dompet ini, dengan beragam cerita dibaliknya, tapi alhamdulillah selalu kembali lagi lengkap dengan isinya.
Pernah suatu kali tertinggal di sebuah stand bazaar buku. Alhamdulillah balik lengkap.
Terjatuh di jalanan saat keluar dari parkiran toko. Alhamdulillah, balik ke sana lagi setelah sadar dompet hilang, masih ada disitu. Masya Allah.. begitulah.
Bagi saya, ya dompet ini bisa dikatakan bersejarah. Hehehe....
Belajar dari sebuah dompet. Mengenalkan pada anak senuah benda bernama dompet. Fungsinya. bagaimana merawat fisiknya. Bijak menggunakan dan mengelola isinya. Begitulah.
#hari03
#gamelevel8
#tantangan10hari
#cerdasfinansial
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Komentar
Posting Komentar