Manajemen Waktu Bunda Nin versi Ayah Noer
Hari ke tiga tantangan Bunsay saya sedikit mencari-cari topik untuk dibicarakan dengan suami. Lalu, saya tergelitik untuk menanyakan tentang keseharian saya kepada suami, agenda rutinitas saya setiap harinya.
Sore seperti biasa, suami pulang dari kantor disambut oleh Haya dengan antusias, kemudian agenda rutin ayah dan Haya bermain bersama, mulai dari duduk-duduk sambil ngobrol dan menikmati camilan bersama, baca buku hingga bermain bola atau gelitikan. Saya sendiri menyiapkan makan malam di dapur. Biasanya kami makan malam bersama ayah setelah sholat maghrib.
Saat makan bersama bertiga, kami sembari mengobrol kegiatan keseharian, tapi ya tetap saja yang masih mendominasi cerita adalah saya, yang sekarang sudah mulai ditanggapi oleh anak yang sudah mulai banyak kosakatanya.
Setelah itu, anak kami diajak bermain oleh tetangga sebelah. Nah, saat itulah saat ngobrol dengan suami saya, mumpung tidak ada anak, saya ingin menenyakan sama suami tentang manajemen waktu saya sekarang ini. Takutnya kalau ditunda biasanya setelah kami menemai si kecil tidur biasanya kami berdua juga ikut terlelap bersama.
Saat saya bertanya, suami memang sedang memegang gawainya. Sempat saya lirik beliau sedang browsing info tentang badminton karena memang hobi beliau adalah bermain dan menonton pertandingan minton.
Saat itu saya mencoba memulai bertanya baik-baik, beliau menanggapi tapi tanpa melepas gawainya. Saya melanjutkan pertanyaan saya seputar manajemen waktu saya sekarang ini.
Menurut beliau, saya kemaleman tidurnya, alias sering bergadang. Saya tersenyum simpul saja. Saya pancing-pancing lagi tapi ya hanya begitu saja komentar beliau, kemalaman tidur bisa mengakibatkan mood swing, katanya. lalu beberapa patah kata lagi sambil beliau tak juga lepas dari gawainya. Tapi ketika beliau meanggapi pertanyaan dari saya tetap melakukan eye contact dengan saya. Tapi, saya mulai sedikit kesal karena merasa sedikit diduakan. Tapi, alih-alih protes, sementara saya beranjak menuju ke dapur.
Tak lama kemudian, Haya pulang diantar tetangga sebelah dan rutinitas ngedance ala Haya pun kembali berjalan beberapa saat sebelum akhirnya jam tidur tiba dan akhirnya kami bertiga tertidur bersama malam itu karena kelelahan.
Dari pengalaman ini saya belajar bahwa sepertinya saya masih kurang tepat memilih waktu untuk ngobrol berdua karena saat itu suami saya sedang fokus pada gawainya dan sedang browsing sesuatu yang menjadi hobinya sehingga mungkin agak sedikit terganggu ketika saya mencoba mengajak mengobrol walaupun saat saya bertanya suami juga tetap berusaha melakukan kontak mata dengan saya, tapi tetap saja beliau tidak ingin meletakkan gawai dalam genggamanya.
Kedepannya, mungkin akan saya coba lagi untuk memilih waktu yang tepat untuk ngobrol dengan suami saya sehingga beliau akan benar-benar bisa fokus ketika berbincang berdua dengan saya tana kehadiran sang 'setan gepeng', meminjam istilahnya Abah Ihsan untuk menamai gawai smartphone yang sering menjadi berbagai penyebab adanya tantangan dalam rumah tangga.
#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Komentar
Posting Komentar