Sikat Gigi Pakai Jari
Sikat Gigi Jari
Hari kedua ini, saya masih berusaha membujuk Haya agar mau menyikat giginya kembali. Daan, ia masih belum mau. Saat mandi pagi hari, saya sudah berusaha mencontohkan sendiri bagaimana saya menyikat gigi, bahkan mengijinkannya menggosok gigi saya. Namun, ia masih tetap keukeh tutup mulut.
Saya membujuknya, menyebutkan contoh-contoh binatang yang rajin gosok gigi, merayunya. Tapi ia belum mau. Kadang, hamper putus asa, gemas, ingin rasanya sedikit memaksa. Tapi tahaan, sabaaaar. Kalau dilakukan dengan paksaan jangka waktunya cuma sebentar dan efeknya malah akan jadi lebih buruk.
“Haya, gosok gigi ya, biar giginya bersih, sehat dan jadi kuat,” bujuk saya. Haya menggeleng.
“Eh, Shimajiro (karakter boneka kesukaan Haya) rajin gosok gigi loh,” kata saya lagi. Dia menangkupkan kedua tangan di depan mulutnya. (Emak sabaaar yaa).
“Eh, nih liat (menunjukkan gambar singa di sikat giginya yang kelihatan giginya) gigi singanya bersih ya, karena dia rajin gosok gigi. Yuk, gsok gigi yuuk,” kata saya lagi. Haya kini sudah memalingkan mukanya. Hadeuuh.. ya sudah deh, coba strategi lain yaa…
Lalu, akhirnya saya mencoba menggosok-gosokkan jari telunjuk saya pada gigi depan sambil membuat mimik lucu. Ia tertawa dan menirunya. Saya kemudian mengambil sedikit pasta gigi, dan mengulang lagi menggosok-gosok gigi depan Haya memakai jari telunjuk. Sambil membuat mimic lucu lagi. Haya juga mengambil pasta giginya, dan sambil tertawa-tawa dia kembali ikut menggosok-gosok gigi depanya dengan jari telunjuknya.
Lalu, saya coba membuka mulut, menyentuhkan jari telunjuk saya ke gigi geraham dan ia menirunya. Yes, lalu coba saya alihkan pakai sikat gigi lagi. Ia masih juga belum mau.
Hmm, tidak apa-apa deh sementara gosok gigi pakai jari dulu deh. Hihihi… bertahap ya Bun.
Haya Mau Kemana?
Lalu, masalah meminta ijin. Tadi pagi, Haya memakai tas yang berisi mainan legonya, lalu beranjak menuju pintu depan. Saat saya tanya Haya mau kemana? Ia menjawab, mau main ke tempat kakak, katanya (tetangga sebelah rumah persis). Lalu saya pun mengijinkan. Kebetulan kakak N memang sedang libur sekolah.
Kemudian, saat sore harinya, ia juga mau pergi beranjak menuju pintu setelah makan sore. Saat saya tanya mau kemana, ia menjawab, mau pergi ke tempat A, katanya (tetangga depan rumah yang punya anak lelaki seusia Haya. Tapi, saya tidak mengijinkan karena dia belum mandi sore. Sempat drama juga, tapi akhirnya happy ending. Hehehe..
Ah, saya bangga dan terharu. Ia sudah bisa menjawab ketika ditanya, mau kemana? Saat itu juga, saya berusaha mencoba memberi pujian kepadanya. Bagus sekali, Haya sudah bisa meminta ijin kalau ingin pergi main atau keluar rumah untuk menumbuhkan rasa kepercayaan dirinya.
Good job, girl.
Lalu, bagaimana dengan emak?
Hmm… saya malah yang hamper kelupaan. Masih seenaknya sendiri nyelonong pergi tanpa pamit sama anak yang sedang asyik main untuk ke belakang, ke dapur dan melakukan aktifitas lain. Duuh, maafkan Bunda ya nak. Bunda juga sedang belajar melatih dan membiasakan diri Bunda untuk meminta ijin kepada Haya saat ingin melakukan sesuatu.
Kemudian, untuk evaluasi hari ini, saya sepertinya ingin menambahkan satu poin lagi yang perlu dilatih terkait kemandirian anak, yaitu masalah merapikan mainan sendiri. Membereskan mainan yang telah dipakai bermain dan mengembalikannya ke tempat semula (tempat mainan seharusnya berada).
Bagi saya sendiri, hal ini juga termasuk tantangan, karena saya masih bisa agak selow kalau melihat mainan sedikit berantakan. Bagi saya, melihat hal itu, memandangnya sebagai sebuah proses. Dibalik barang-barang yang berserakan kesana kemari, ada sebuah proses, belajar, memahami, mencari tahu, dsb. Berbeda dengan si Ayah, yang lebih suka kerapian dan memang juga hobi merapikan sampai-sampai kadang diprotes sama Haya, masih buat mainan kok Ayah.. (Kok diberesin, begitu maksudnya, hehehe). Kalau main sama Ayah, begitu kira-kira mainan tidak dipakai lagi, langsung saja deh siberesin sama Ayah.
#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Komentar
Posting Komentar