Kuteks Istimewa Buatan Bunda


Bismillahirrahmanirrahim…


Day 4 Level 3 Bunsay Game
"Potong Kuku dulu Yuk!"
 
Saya melihat kuku Haya sudah lumayan panjang, saatnya memotong kuku. Dan saya melihat kuku saya sendiri juga sudah lumayan panjang, kalau begitu saya memotong kuku sendiri dulu untuk memberi contoh pada Haya. Biasanya saya memotong kuku pada hari Jumat, tpi ternyata belum sempat kemarin. Ya sudah, karena memang sudah panjang, ya sudah saatnya di potong. Bismillah.. saya pun mengambil gunting kuku kesayanga dan merapat di dekat jendela kamar, lalu seteah itu mulai memotong kuku saya.

Benar saja, Haya yang semula sedang bermain dengan mainnanya beranjak menghampiri saya.
“Bunda lagi apa?” tanyanya.
“Potong kuku,” jawab saya. “Nah, Haya juga potong kukunya ya, kan sudah panjang juga. Lihat itu ada yang sudah mulai hitam-hitam. Hiii..” kata saya.
Dia mengangguk. Eeh, nggak biasanya, kadang kalau dipotong kukunya masih suka angot-angotan, baru separuh sudah kabur, jadilah biasnya dilanjutkan potong kuku saat ia sudah tidur.
“Duduk sini, dipangku Bunda,” kata saya. Dia pun duduk menurut di pangkuan saya.
“Alhamdulillah, mau. Yess..” sorak saya dalam hati. Semoga sampe selesai potongnya. Dan memang iya sampai tuntas walau sempat ada sedikit drama namun ia mau bersabar menungggu kukunya selesai dipotong sama Bunda, bahkan kuku kakinya juga karena memang juga sudah lumayan panjang.

Saat dia mulai kelihatan tidak sabar tadi, tiba-tiba saja terlintas ide di kepala saya.
“Haya, nanti kalau bisa sabar sebentar kukunya Bunda potong sampai selesai, nanti Bunda kasih gambar disini,” kata saya sambil menunjuk kuku jari-jarinya.
Dia diam saja, namun kembali menurut untuk dipotong kukunya sampai selesai. 


Nah, setelah selesai memotong semua kukunya, saya pun beranjak mengambil spidol kecil dan mulai menggambar emosi di kuku-kuku jarinya.
Dia bersorak kegirangan melihat apa yang saya lalukan.
“Haloo..” sapanya kepada kuku jari tekunjuknya yang baru selesai saya kasih gambar emotion.
Setelah semua kuku jarinya saya gambar, dia malah minta kuku kakinya sekalin. Ho ho ho… dasar!



Setelah selesai semua, dia pun berlari menemui ayahnya dan berkata,
“Yah.. lihat, pake kooteks,” katanya.
“haha.. bukan kooteks tapi kuuu teks,” jawab Ayahnya membenarkan ejaan putri kesayangannya itu.
"Yang bikin siapa?" pertanyaan favorit Ayah.
"bundaa.." jawabnya gembira.

Eh, kuteks? Saya bertanya sendiri dalam hati. Sepertinya saya belum pernah mengajari kosakata itu padanya. Lalu tak lama kemudian saya sadar bahwa tetangga sebelah kami, yang memang sudah lumayan akrab seperti saudara sendiri, beberapa kali memakaikan kuteks pink pada kuku jari-jari tangan dan kaki Haya. Ooh, pasti dari tetangga sebelah, batin saya karena saya sendiri tidak pernah sekalipun memakai kuteks di rumah.



Nah, akhirnya dari ide yang tak terduga ini bisa menjadi sarana untuk kembali belajar tentang nama dan jenis-jenis emosi pada Haya. Yup. Semangaat!!!


#hari4
#gamelevel
3
#tantangan10hari
#
myfamilymyteam
#kuliahbundasayang


@institut.ibu.profesional


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan Rintik-rintik, Airnya Bergelombang

Membuat Es Krim Bersama Ayah

Jalan-jalan Ke Jogja