Belajar dari Bayangan
Bismillahirrahmanirrahim…
Belajar Konsep Panjang Pendek dari Bayang-bayang
Day 04 Bunsay Game Level 6
Stimulasi Matematika Logis Anak
Biasanya, sore hari setelah mandi saya suka mengajak Haya jalan-jalan di sekitar kompleks rumah sambil menunggu Ayah pulang. Kadang juga sambil menyuapi Haya, hehehe.. Naah, idealnya kan emang udah nggak suap-suapan lagi, sambil jalan-jalan, sambil mainan, sambil nonton tivi atau lihat hape, tapi kadang dilemma kenyataan yang dihadapi oleh para emak adalah anak susah makan, baying-bayang stunting. Maka akhirnya segala cara diupayakan demi memasukkan barang sesuap dua suap makanan ke mulut anak. *sigh…
.
Baiklah, biasanya ada dua rute yang biasa kami susuri. Rute arah Utara yaitu menuju ke lapangan yang biasa digunakan bermain voli oleh perkumpulan para mahasiswa asal Papua yang sedang studi maupun kerja disini. Lapangan itu juga sering dipakai untuk melaksanakan lomba kicau burung sehingga sering disebut sebagai lapangan burung sampangan. Di dekat lapangan ada POS PAUD Kecamatan, dengan fasilitas ayunan, jungkat jungkit dan titian serta panjatan yang bisa bebas dipakai siapa saja.
.
Rute satunya, yaitu rute arah Selatan. Rute ini melewati sebuah rumah besar yang punya bengkel mobil dengan hewan peliharaan yang cukup lengkap, mulai dari kucing, ayam, beberapa jenis burung sampai kura-kura. Sayangnya daerah ini agak kotor alias tak begitu terawatt dengan adanya kotoran ayam dimana-mana. Selain itu, ada juga kebun bunga dan pepohonan yang cukup rindang dan rute Selatan ini juga sama-sama berujung pada mainan ayunan serta panjatan yang merupakan fasilitas umum, namun lagi-lagi fasilitas ini memang kurang begitu terawat. Jadi, bisa ditebak, saya lebih sering mengajak Haya jalan menyusuri rute Utara daripada rute Selatan.
.
Tapi, kalau terus-terusan menjelajah satu rute bisa bosan kan? Nah, sore ini saya mengajak Haya menyusuri rute Selatan. Saat sedang berjalan setelah melewati rumah besar yang punya bengkel mobil dengan peralatan bengkel yang berserakan dimana-mana, serta dengan mini zoo-nya yang semrawut, kami melewati jalan aspal yang mulus. Saat itu, posisi matahari sore berada di belakang saya dan Haya, yang akhirnya memantulkan bayangan kami berdua di depan kami. Kebetulan saya saat itu membawa hape jadi langsung saja saya abadikan dengan kamera hape.
“Lihat itu Haya, bayangan Haya dan Bunda,” kata saya.
“Mana Bunda?” tanya Haya.
“Itu di depan, di jalan. Lihat, kata saya sambil menggerak-gerakan tangan ke atas ke bawah. Haya menirukan gerakan saya dan melihat bayangan di depannya ikut bergerak-gerak. Dia tertawa senang.
“Bayangan siapa yang panjang?” tanya saya.
“Bunda,” jawabnya. “Punya Haya pendek ya,” katanya memberi penjelasan tanpa saya tanya.
“Iya, benar. Bayangan punya Haya pendek,” jelas saya.
“Itu namanya bayangan tubuh kita. Bayangan karena badan kita kena sinar matahari,” kata saya.
“Ooh.. gitu ya,” komentar favoritnya ketika saya memberi sebuah penjelasan padanya.
Lalu saya mengajaknya ke tempat teduh yang terhalang sinar matahari dan bayangan kami menghilang. Saya menunjukkan kepadanya walaupun responnya saat itu tidak begitu antusias. Mungkin ia belum terlalu memahami tapi pasti ia merekam semuanya. Jadi ya, enjoy aja.
“Bunda.. odong-odong. Naik odong-odong yuk,” katanya ketika sayup-sayup mendengar suara klakson khas mobil odong-odong yang memang seringkali beroperasi pada sore hari. Terkadang kalau pas lewat dan mobilnya tidak penuh, saya mengajaknya naik. Ya, sekali-kali emak juga butuh refreshing karena ternyata naik mobil odong-odong bareng anak-anak itu seru! Hohohooo…
Note:
Konsep matematika logis yang dikenalkan pada sesi ini:
Mengenalkan konsep panjang pendek lagi dari bayang-bayang, serta konsep gelap- terang (kena cahaya dan tidak kena cahaya)
#hari4
#gamelevel6
#tantangan10hari
#ilovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Komentar
Posting Komentar