Beras dan Kulit Telur


Bismillahirrahmanirrahim…


Day 13 Level 4 Bunsay Game
Mengenali Gaya Belajar Anak

Saat saya membuka status WA, saya melihat seorang teman mengunggah statusnya yang sedang mengkhatamkan buku ‘Jatuh Hati pada Montessori’ karangan mbak Dwina dengan captionnya kurang lebih sama dengan judul bukunya, saya juga jadi jatuh hati. Nah, semenjak itu, entah ada dorongan yang menggelitik saya juga untuk membaca buku itu. Sudah lama saya lihat cover buku itu, baik online maupun offline namun entah kenapa belum merasa tertarik untuk membacanya. Baru kali ini merasa pesasaran saat seorang teman lama saya mengunggahnya.
Tanpa tunggu lama lagi saya cuzzz langsung pergi ke… aplikasi ipusnas alias perpustakaan digital. Yow man, jaman now apa-apa udah ada digitalnya. masyaAllah..
Alhamdulillah buku yang saya cari : ADA dan TERSEDIA. Betapa girangnya hati ini. langsung pinjam. Dan saya sendiri ketika sedang READING BOOK MODE ON, kalau tidak ada gangguan, tidak ada aktifitas lain, buku setelah 200an halaman itu bisa selesai dalam waktu satu hari. Tapi kali ini udah banyak gawean, banyak sambilan, jadi buku setebal 200an halaman habis dalam waktu 3 harian. Hohoho..
Daan ternyata, sesuai dengan judul bukunya, saya pun merasa jatuh hati pada filosofi Montessori dan pengen bisa membaca buku-buku karya Montessori yang lain. Tapi sementara belum dapat bukunya, belum bisa langsung beli juga karena budget masih terbatas dan harga bukunya lumayan tapi isinya tentu aja lebih daripada lumayan. Aamiin yaa rabbal ‘alamiyna.
Membaca lembar demi lembar buku Jatuh Hati pada Montessoti bahwa anak-anak itu belajar dengan semua inderanya. Anak-anak itu, suka mengulang-ulang sesuatu hal yang ia suka sampe mereka bosan sendiri. Jadi jangan males untuk terus bisa menstimulasi dan mengobservasi anak ya.
Singkat cerita kali ini Haya saya stimulasi untuk belajar menuang  beras ke dalam wadah-wadah dan juga meremas telur yang sudah dikeirngkan.
Haya ternyata lebih tertarik mainan menuang-nuang beras daripada meremas-remas telur. Bsaiklah, saya puaskan dia untuk bermain dengan beras. Sambil terus saya awasi. Semntara aman. Baru ketika ada hal-hal yang menimbulan kerawanan, seperti mulai menghambur-hamburkan beras keman-mana, saya  pun memintanya berhenti.
Ubah mindset saya, sesuai dengan filosofi Montessori. Pahami dan puaskan kebutuhan anak. Haya mainan beras, yang merupakan bahan makanan pokok. Dia bermain ya paling dengan 2 kg beras. Kadang, kita menjadi marah, sebal kalo melihat sudut pandang ini: beras buat dimakan, eman-eman kok buat mainan. Diawur-awur, diaduk-aduk, dituang-tuang vs sudut pandang anak yang mendapat banyak hal dari bermain dengan beras ini. merasakan tekstur beras, menuang beras ke wadah dengan sendok, dengan cangkir tuang dan hal-hal lainnya yang akan memberikan efek besar dalam proses tumbuh kembangnya.
Memahami sesuatu hal dengan bijak membuat kita menjadi lebih sabar. Dan kunci dari bisa memahami dengan baik dan bijak tentu saja dengan belajar. Banyak membaca buku, alam sekitar, tanda-tanda (termasuk apa yang ada pada diri anak).
Kali ini, saya membiarkan Haya bermain bebas dengan beras tanpa instruksi.
Pengamatan terkait Visual : Haya belajar tekstur beras, warna beras (ada beras merah dan putih), menuang beras, menyendok, bermain masak-masak dengan beras asli
Pengamatan Kinestetik : Aktif bergerak mengambil beras di tempat penyimpanan beras, membawanya ke mangkuk mainannya. Aktif memakai tangannya, sibuk mengaduk, menyendok, menuang dsbgy.
Begitulah. Dan menurut Montessori, pembelajaran yang paling asyik bagi anak itu adalah ketika mereka langsung belajar menggunakan sesuatu yang real, yang memang sering kali dipakai oleh kedua orang tuanya dalam kehidupan sehari-hari. Beras asli, bukan mainan, cangkir, piring, sendok gelas asli yang memang dipakai sehari-hari, bukan mainan bahan palstik. Itu akan lebih menyenangkan buat anak sekaligus melatih anak untuk lebih berhati-hati menggunakannya karena ia sudah terbiasa.

#hari13
#gamelevel
4
#tantangan10hari
#
gayabelajaranak
#kuliahbundasayang


@institut.ibu.profesional


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan Rintik-rintik, Airnya Bergelombang

Membuat Es Krim Bersama Ayah

Jalan-jalan Ke Jogja