Jalan-jalan Ke Jogja
Bismillahirrahmanirrahim…
Day 11 Level 4 Bunsay Game
Mengenali Gaya Belajar Anak
Sabtu ini, tanggal 20 Juli 2019 di RT kami sudah ada rencana untuk pergi berwisata bersama ke Jogja. Jauh-jauh hari sudah diputuskan, dirapatkan, sudah nyicil nabung untuk piknik, musyawarah bersama pergi kemana, bagaimana dan akhirnya ditetapkan pada hari Sabtu tgl 20 Juli kemarin.
Jumlah KK di RT kami memang sedikit, sekitar 20 KK saja jadi hanya menyewa satu bis pariwisata kapasitas 35 orang saja karena tidak semua warga bisa ikut. Destinasi wisata kami menuju ke Puncak Becici yang terkenal karena mantan Presiden AS Barrack Obama pernah berkunjung kesana, lalu setelah itu makan siang di resto Numani, kemudian lanjut ke Pantai Goa Cemara dna terakhir tentu saja menuju ikon pariwisata Jogjakarta yaitu Malioboro.
Beberapa hari sebelumnya sudah mulai saya sounding ke Haya, mau diajak piknik jauh ke jogja naik bis besar bersama-sama dengan para tetangga, saya sebutkan nama-nama tetangga yang sudah ia kenal.
Saat hari H tiba, alhamdulilah Haya bangun sendiri pagi-pagi sekali, jadi tak perlu ada drama membangunkannya. Meski begitu, sempat ada drama mandi pagi hingga akhirnya semua siap berangkat. Pukul 6.15 bus pariwisata yang kami tumpangi berangkat menuju kota tujuan. Rutenya lewat tol sampai jalan Raya Boyolali Solo baru mengambil rut eke Jogja.
Alhamdulillah selama perjalanan Haya sangat mudah diajak kerjasama. Ia duduk dipangku ayahnya, sementara saya duduk dekat jendela. Sambil menikmati camilan pagi saya dan suami mengajak Haya bercakap-cakap sambil mengamati pemandangan di luar jendela bus.
“Lihat itu, ada apa Haya? Ada gunung. Ada bis besar melintas. Ada awan. Eh, lihat ada pelangi juga.” Haya makan camilannya sambil mengamati benda-benda yang saya sebutkan sepanjang perjalanan.
Lalu, saat dia selesai makan, gilirannya berceloteh minta berdiri di dekat jendela.
“Lihat, ada bis. Ada gunung. Eh, apa tu? Apa tu Bunda?” tanyanya ketika melihat sesuatu yang ia belum tahu namanya.
Begitulah sepanjang perjalanan. Ayahnya mengajaknya menyanyi bermacam-macam lagu. Lalu, sempat ada drama ketika bus kami berhenti cukup lama menunggu giliran lewat di perempatan lampu merah. Haya melihat ada penjual balon di samping bus. Ia merengek minta balon sambil menangis. Ayahnya dan beberapa tetangga yang duduk dekat kami mencoba menenagkannya dan mengalihkan perhatiannya, hingga akhirnya lama-lama ia pun tertidur kecapekan.
Lalu, sekitar jam 10.30, kami pun sampai di tempat tujuan pertama yaitu Puncak Becici. Menikmati sejuknya hawa puncak perbukitan, sambil melihat-lihat pemandangan yang menyengarkan. Sungguh tempat yang tepat untuk menenangkan pikiran. Haya pun senang diajak berjalan kesana-kemari. Tapi di tempat wisata ini, ia lebih banyak berjalan-jalan sama ayahnya sementara saya berfoto ria dengan ibu-ibu yang lain, hehehe..
Hingga tak terasa waktu yang diberikan untuk menikmati pemandangan di Puncak Becici ini sudah habis. Kami pun menuju tempat berikutnya yaitu Resto Numani untuk sejenak beristirahat sholat dan makan siang.
Saya memberikan Haya kacamata hitam yang ia dapat dari mbak Ra, tetangga sebelah rumah. Setelahnya ia tak mau melepas kacamata hitamnya itu. Saya hanya geleng-geleng kepala saja. Saya mengajaknya buang air kecil, berwudhu lalu sholat bersama. Dan ia sungguh kooperatif sekali walaupun ini di tempat asing alias bukan di rumah. Dan memang kalau saya perhatikan Haya ini tipe anak yang mudah untuk bersosialisasi baik dengan orang yang baru ditemui maupun tempat-tempat baru yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.
Setelah itu kami makan siang bersama, prasmanan diiringi alunan music dari organ dan penyanyi tunggal. Anak-anak banyak yang makan sambil melihat kolam ikan besar yang ada di pinggir pendopo, tempat kami makan siang.
Setelah itu, kami menuju tujuan wisata kedua yaitu Pantai Goa Cemara. Sekitar jam 14.30 kami sampai di pantai. masyaAllah, ombaknya besar sekali. Mana berani mau berenang disitu? Bahkan mendekat ke pantai pun ya sereem. Akhirnya anak-anak banyak yang bermain pasir saja sementara para ibu-ibu, seperti biasa, foto selfie bersama. Hahaha..
Ayah Haya mengajak Haya berjalan mendekat ke tepi pantai. Awalnya ia biasa saja lalu akhirnya menangis, mengadu kepada saya kalau ia takut. Saya menenangkannya sebentar lalu mengajaknya bersih-bersih badan hingga akhirnya kami bergabung dengan yang lain, mandi bola di kolam kecil yang memang disesiakan untuk anak-anak.
Ayah menemani Haya sebentar ciblon di kolam renang bola bersama anak-anak yang lain. Senang sekali. Ya, mana ada anak-anak yang tak betah kalau disuruh main air? Hohoho..
Setelah dirasa cukup, kami pun lalu melanjutkan perjalanan kembali, menuju ke destinasi terakhir yaitu di Malioboro. Tiba disini sudah pukul 18.00. Malam minggu pula. Jadi pasti rame sekali. Mlam ini, kami mendapat tour guide dadakan, yaitu Bapak Kin, tetangga sebelah yng ikut piknik sendiri aja karena kebetulan anggota keluarga yang lain sudah punya agenda masing-masing. Beliau ini pernah tinggal lama di Jogja jadi ya lumayan familiar dengan kawasan ini.
Kami diajaknya berjalan dari titik Nol Malioboro dari ujung yang satu ke ujung yang lainnya. Wow banget kan, hehehe.. menerobos kerumuman lalu lalang orang yang berjalan dan para penjual. Haya anteng di gendongan beliau yang sepertinya usia tua tapi energy masih muda saja. Sungguh pengalaman yang sangat berkesan kali ini. Haya pun terlihat begitu menikmati hiruk pikuk sekelilingnya. Hingga akhirnya, panggilan berkumpul tiba. Kami kembali menuju parkiran bus untuk bersiap kembali ke kota asal, kota Semarang.
Jalan-jalan kali ini tentu saja tak hanya menambah pengalaman baru bagi saya tapi tentunya juga pada Haya. Sepanjang perjalanan ini, inderanya selalu aktif mengamati.
Visual : ia memperhatikan benda-benda yang baru dilihatnya sepanjang perjalanan, gunung, orang naik flying fox, pohon-pohon pinus, tanaman bunga aneka warna, bus-bus besar, pelangi, gunung, ikan, laut, ombak besar, pasir pantai..
Auditori : ia mendengarkan beraneka suara, percakapan orang, suara bus yang bising, suara ombak, suara kaset lagu, video, hape, knalpot, gemericing, dan lain-lain.
Kinestetik : ia meraba-raba, belajar memegang benda-benda baru secara langsung di alamnya. Pasir pantai, ombak, batu, air, bangunan baru, pohon, batu-batu.
Ah, perjalanan itu selalu memperkaya seseorang, nak. Banyak-banyaklah melakukan perjalanan dalam hidup, utamanya perjalanan silaturahim kepada kerabat dan sahabat serta para handai taulan, dan paling utama-utama perjalanan di dunia ini adalah, perjalanan ke Baitullah, menuju Mekkah Rumah Allah. Semoga Allah mampukan kita bersama-sama nanti bisa melakukan perjalanan ke sana ya nak. Amiin yaa Rabbal ‘alamiyna…
#hari11
#gamelevel4
#tantangan10hari
#gayabelajaranak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Komentar
Posting Komentar