Hore, Aku Bisa Buat Susu Sendiri



Bismillahirrahmanirrahim…


Belajar Menakar dan Menuang dan Berhitung dari Pengalaman Membuat Susu Botol Sendiri

Day 09 Bunsay Game Level 6

Stimulasi Matematika Logis Anak



Menjelang sapih dulu, saya akhirnya mengenalkan botol dot susu kepada Haya. Keputusan yang saya ambil dengan resiko yang banyak dikhawatirkan para ibu-ibu di luar sana: lebih sulit menyapih botol dot daripada botol susu. Namun, saya pun tidak ingin terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang belum pasti terjadi. Tapi, saya juga mengambil langkah-langkah pencegahan dini yaitu membuat peraturan sendiri yaitu membiasakan Haya untuk minum botol doot susu sambil duduk, minimal duduk bersandar, dan dilarang keras sambil tiduran. Sembari berkeyakinan nanti bahwa insyaAllah tidak akan sulit ketika memang sudah waktunya menyapih Haya dengan botol dot susunya dan mengalihkannya minum susu memakai gelas. Fainsya Allah biidznillah. Aamiin…
.
Nah, kami juga mengajarkan Haya untuk membuat susu sendiri, bahkan terkadang dia yang meminta. Ketika dia minta dibuatkan susu, saya biasanya memberinya pilihan, “mau dibuatkan Bunda atau Haya sendiri?” tanya saya. “Bikin sendiri,” katanya lalu ikut ke belakang, menuju rak tempat penyimpanan botol dan susu yang memang saya letakkan di rak kecil agar mudah dijangkau olehnya. Malah terkadang dia yang meminta. “Aku..aku.. bikin susu sendiri,” katanya. baiklah kalau begitu.
.

Saya tetap menemaninya membuat susu. Botol dot susu saya isi air hangat terlebih dahulu. Baru dia mulai menuang susunya ke dalam botolnya sendiri. Nah saat momen inilah, dia belajar menakar susu dalam sendoknya. Saya terkadang bilang, “susunya dikurangin, jangan banyak-banyak,” kata saya.
“Biar nggak apa?” tanyanya kritis.
“Biar nggak tumpah sayang,” jawab saya. Nanti kemudian, setelah menuang susu ke dalam botol, dia akan mengamati susunya tenggelam, hilang di dalam air.
“Bunda, lihat tenggelam. Susunya tenggelam,” katanya.
“Iya, susunya tenggelam ke dasar botol sayang, karena massanya lebih berat daripada air,” jelas saya.
“Ooh.. gitu ya,” komentar favoritnya tanpa bertanya lebih lanjut lagi. Itu tandanya dia masih bingung tapi saya tahu dia merekam jawaban yang saya berikan (karena terkadang saat yang lain dia memberikan jawaban serupa dengan yang saya katakana padanya suatu waktu, membuat saya terkadang terkaget-kaget sendiri oleh kemampuannya).
.
Sebelum memulai membuat susu, saya mengajaknya berdoa dulu, mengucap Basmallah, lalu ketika dia mulai menuang sendok takar pertama ke dalam botol, saya mengucapkan satu, sembari membetulkan takaran susu yang ia ambil agar tidak terlalu penuh sehingga susunya bisa tumpah karena tidak muat dimasukkan ke dalam mulut botol. Hitungan biasanya sampai ke angka lima atau eman. Kadang ketika hitungan ketiga atau kedua, dia sudah meletakkan sendok takar susunya dan bilang, “gentian sama Bunda,” katanya. baiklah kalau begitu.
.

Selesai menakar, ketika sudah cukup, saya bilang, “Sudah-sudah…” Lalu dia pun menutup tempat penyimpanan susunya dan memasang tutup dot pada botol susunya. Saya yang melakukan finishing terakhir, memastikan tutup botol dot susu telah terpasang dengan erat agar susu tidak tumpah kemana-mana. Lalu kami bergantian mengocok susu dalam botol sebelum akhirnya diminum habis oleh Haya. Benar-benar menyenangkan. Sekali lagi, hal ini mungkin kelihatan sepele bagi orang dewasa, membuat susu sendiri. Tapi bagi seorang anak berusia 3 tahun, bisa membuat susu sendiri adalah hal yang seru, membahagiakan, menyenangkan dan membanggakan apalagi bila diapresiasi dengan baik ooleh orang tua, bisa menjadi pengalaman yang berkesan bagi diri anak.
.
Dan saya perhatikan, Haya pun semakin kesini semakin terlatih membuat susu sendiri tanpa banyak susu yang tumpah, mulai terlatih menakar sendok susunya. Dia tahu ketika dia menyendok susu kebanyakan maka akan berusaha menguranginya agar tidak tumpah susunya ketika dimasukkan ke dalam mulut botol. Kadang, saya membiarkannya sendiri tanpa menginterupsinya sama sekali, dan dia juga sudah lumayan bisa menakar berapa sendok yang harus dia masukkan ke dalam botol susunya.
.
Kemudian, saya akhirnya mencoba menambah ketrampilan membuat susunya dengan mengijinkan Haya belajar menuang air hangat ke dalam botol sendiri, setelah saya pastikan airnya di dalam termos kecil yang biasa membuat susu memang hangat, bukan air panas. Dan dia pun terlihat bahagia sekali bisa membuat susunya sendiri. Kebahagiaan yang hangat memancar ke dalam relung hati Bunda. Terima aksih nak, terima kasih kau sudah mau banyak belajar dengan Bunda. Jangan bosan untuk terus belajar dengan Bunda ya nak. Alhamdulillah tabarakallah..


.

Note:

Konsep matematika logis yang dikenalkan pada sesi ini:

Kemampuan menakar susu, menuang air dan susu ke dalam botol, serta berhitung berapa banyak susu yang harusnya dimasukkan ke dalam botol susu.



#hari9
#gamelevel
6
#tantangan10hari
#
ilovemath
#
matharoundus
#kuliahbundasayang


@institut.ibu.profesional




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan Rintik-rintik, Airnya Bergelombang

Membuat Es Krim Bersama Ayah

Jalan-jalan Ke Jogja