Matematika di Kamar Mandi



Bismillahirrahmanirrahim…


Asyiknya Belajar Matematika sambil Mandi

Day 10 Bunsay Game Level 6

Stimulasi Matematika Logis Anak



Tenryata, kegiatan mandi di kamar mandi juga bisa menjadi sarana belajar matematika lho. Nah kan, semakin lama mengerjakan tantangan Bunsay akhirnya membuat saya sendiri menjadi terlatih untuk lebih peka melihat benda-benda atau sarana-sarana yang sudah tersedia di rumah sebagai media pembelajaran bagi anak.
Termasuk di dalam kamar mandi. 
.
Belajar matematika di dalam kamar mandi? Emang bisa? Hihii.. Bunda Nin ngarang nih. Hehe, enggak juga. Simak deh keseruannya.

Yuk Menggosok Gigi

Salah satu kebiasaan yang perlu diajarkan kepada anak adalah menggosok gigi demi kesehatan dan kebersihan giginya sendiri. Walaupun anak belum bisa bersih menggosok gigi sendiri, saya tetap menghargai upayanya menggosok gigi sendiri meski tentunya belum begitu bersih dan jarang sekali saya menggosok giginya haya setalah ia mencoba menggosok giginya sendiri. Kalau memang ia membolehkan saya menggosok giginya, ya baru saya akan melakukannya. Jadi seringnya Haya memang menggosok gigi sendiri, dan saya biasakan cukup dua kali sehari dulu, minimal setelah bangun tidur (atau saat mandi pagi) dan sebelum tidur.
.
Satu-satunya hal yang bisa saya lakukan ketika mengajarkannya menggosok gigi adalah dengan berjongkok didepannya memegang sikat gigi yang sudah berpasta dan membiarkannya melihat saya mengggosok gigi di depannya. Cara ini biasanya lebih efektif daripada saya berkata-kata supaya menggosok gigi dengan benar, pelan-pelan dan bersih. Haya mau membuka mulut lebar-lebar dengan sendirinya dan menirukan apa yang saya lakukan, bahkan mau untuk mencoba mengggosok gigi-gigi gerahamnya. Yeay. Saya pun bersorak senang dalam hati. Sederhana ternyata untuk membuat anak mau melakukan apa yang kita inginkan. Beri ia contoh atau teladan langsung dari kita. Tanpa banyak kata, tanpa banyak cakap. Maka ia akan mengikuti dengan sendirinya.
Setelah menggosok gigi, kami meletakkan sikat gigi pada tepatnya semula. 


“Itu sikat gigi Ayah ya,” katanya sambil menunjuk sikat gigi besar bewarna hitam.
“Iya, benar, sikat gigi punya Ayah,” jawab saya.
“Kalau punya Bunda yang mana?’ tanya saya.
“Itu,” tunjuknya dengan tepat. “Warna apa sayang sikat gigi Bunda?” tanya saya mengecek kepastiannya.
“Hijau,” jawabnya. “Benar,” jawab saya sambil tersenyum senang.
Lalu tiba-tiba Haya berkata, “sikat gigi Ayah panjang ya, punya Bunda juga. Punya Haya pendek,” katanya membuat kesimpulan sendiri. Saya tertegun. Benar sekali apa yang dikatakannya. Bahwa memang sikat gigi milik Haya tentulah lebih kecil, ringan, dan tidak sepanjang sikat gigi kepunyaan saya maupun ayahnya.
.
Nah, dari komentar Haya yang tak terduga itulah saya baru sadar bahwa ternyata, belajar matematika bisa dimana saja, bahkan bisa di dalam kamar mandi. Math around us everywhere at our house. Sungguh menyenangkan. Yang kita butuhkan hanyalah berlatih untuk ‘peka’ mengamati, peka dalam memperhatikan lingkungan sekitar tempat dimana kita berada, dalam momentum yang tepat.
.
Setelahnya saya mencoba mengamat-amati di dalam kamar mandi sambil mengambil beberapa gambar dan menemukan sendiri bahwa ternyata banyak sekali sarana belajar matematika logis sederhana di dalam kamar mandi. Wow! Amazing bukan?
.


Mengenali Bentuk Geometri Sederhana di Kamar Mandi

Jika saya sendiri perhatikan, beberapa barang-barang di kamar mandi bisa menjadi sarana bagi anak untuk mengenal bentuk. 


Seperti model lantai kamar mandi kami yang memang hanya kotak sederhana. Lalu karena kamar mandi kami menggunakan ember besar, maka banyak ember bulat-bulat dimana-mana. Satu ember untuk mandi, satu ember tampungan air yang bertutup. Lainnya beberapa ember yang digunakan untuk mencuci dan merendam pakaian-pakaian yang akan dicuci. termasuk gayung-gayung yang berbentuk bulat. Lalu bentuk closet duduk kami. Tutupnya berbentuk oval, bukan bulat atau lingkaran. 


Tentunya hal ini bisa menjadi sarana belajar yang luar biasa bagi anak bukan? Hohoho…
Kemudian, ada kaca atau cermin kecil di kamar mandi yang bentuknya juga kotak perssegi panjang. Ada tempat sabun yang juga kotak. Terkadang, Haya juga mencoret-coret ember tempat ia mandi yang ada bekas sabunnya sehingga bisa digambari menggunakan tangan yang basar bekas air. Saya membuat gamabr segitiga dan ia menebaknya dengan benar.
.
Saya menyadari bahwa di dalam kamar mandi, keadaan pikiran dan otak tentunya dalam keadaan rileks dan mudah menerima informasi karena dekat dengan air plus tubuh juga terasa segar kena guyuran air. Maka, momen-momen setelah mandi inilah menjadi momen yang berharga untuk dilewatkan untuk menginstall hal-hal bermanfaat yang ingin kita sampaikan kepada anak. Biasanya saya ambil momen sehabis mandi, saat berpakaian dan sesudahnya untuk menyenandungkan murottal dan bacaan surat-surat pendek. Tanpa kita ajari ddengan susah payah, akhirnya lama-lama anak pun hafal sendiri.


“Ini Tehnya, Silahkan….”

Saya menyediakan beberapa mainan Haya berada di dalam kamar mandi. Saya letakkan di wadah berlubang. Isinya kebanyakan bola warna-warni yang kadang dipakai untuk mandi bola. Empat buah pot kecil bekas es krim pot, lalu ada sedotan besar dan juga teko the yang saya relakan sebagai tempat mainan Haya.
.

Nah, saat mandi kadang Haya sambil asyik bermain peran menjadi seorang ibu yang membuat the untuk keluarganya. Ia asyik menuang air ke dalam teko, kemudian setelah tekonya penuh, ia akan mulai menuang air dari teko ke dalam gelas-gelas yang sudah ia siapkan.
“Haya lagi bikin apa sih?” tanya saya.
“Lagi bikin the,” jawabnya singkat sambil terus sibuk menuang air ke dalam teko, kemudian mengaduk-aduk layaknya mengaduk gula pasir dalam gelas.
“Ooh, bikin the ya. Buat siapa saja?” tanya saya lagi.
“Ehm.. buat Ayah satu. Buat Bunda, Buat mbah Kakung, buat Uti, Tante Ida, Om Bim,” katanya sambil menunjuk gelas-gelas di depannya. Hohoho, padahal gelasnya Cuma ada empat, nok. Hahaha.. tidak apa-apa, yang penting tetap semangat belajar ya nak, semangat berbagi dan melayani juga (ups jadi kaya tagline apa yah? hmmm…
.

Nah, kegiatan bebikinan teh, menuang dan mengisi air ke dalam gelas-gelas, berimajinasi ia membuat the untuk seluruh anggota keluarga, termasuk dalam fondasi dasar yang diperlukan anak untuk memahami matematika yang lebih kompleks kedepannya. Jadi, memang kalau di kamar mandi, saya agak sedikit memberi waktu untuk Haya untuk berimajinasi dengan ide-ide dalam kepalanya. Tentunya saya juga memperhatikan sitkon. Jika cuaca dansuhu agak dingin tentunya saya tak akan membiarkannya berlama-lama di dalam kamar mandi.


Hitungan Waktu Mandi

Salah satu dilemma dan drama yang sering dihadapi para emak adalah seputar waktu mandi anak. Giliran disuruh mandi, pada enggan. Mengulur-ulur waktu apalagi ketika cuaca dingin. Tapiii, giliran sudah di dalam kamar mandi, eh malah asyik main aer, nggak mau mentas atau keluar dari kamar mandi. Bikin gemas ya emang. Hehehe..
.
Nah, saya dapat tips dari salah satu teman Bunsay saya, yaitu memakai hitungan waktu selesai mandi pada putranya. Jika saat mandi dan dirasa sudah cukup waktu mandinya, daripada berteriak-teriak menyutuh anak keluar dar kamar mandi atau bak mandi favoritnya, ia menggunakan hitungan satu sampai sepuluh. Dan karena sudah terbiasa, maka sang anak, pada hitungan kesepuluh yang dilontarkan oleh emaknya, ia mulai beranjak keluar dari kamar mandi. Luar biasa, dan tentunya kunci dalam pembiasaan ini adalah kosisten.
.
Jadi ketika anak mandi, lalu ‘alarm’ emak sudah mulai berbunyi, tandanya, sudah harus serius keluar dari kamar mandi waalupun masih pengen asyik bermain air. Dan ternyata cara ini cukup efektif diterapkan  pada putranya. Saya akhirnya pun jadi ingin mencoba cara ini untuk diterapkan pada Haya, sekaligus untuk berlatih hitungan yang lebih kompleks kedepannya. Mulai dari sebelah ke dua puluh misalnya. Ya tentu saja tidak bisa langusng instan hasilnya. Semuanya pasti butuh proses. Selama ini yang biasa saya katakan pada Haya ketika ia sudah terlalu lama berada di kamar mandi saat asyik bermain air adalah, “Ayo nak udah ya mandinya. Lihat tangannya udah kisut. Kasihan..” nanti akhirny dia mau beranjak keluar kamar mandi,
“Dadah mainan..dadah… nanti lagi ya..” katanya seraya menutup pintu kamar mandi.

.

Note:

Konsep matematika logis yang dikenalkan pada sesi ini:

Belajar panjang pendek dari bentuk sikat gigi

Belajar bentuk geometeri sederhana dari benda-benda yang ada di kamar mand (tutup kloset bentuk oval, lantai kamar mandi bentuk kotak, cermin bentuk kotak, ember dan gayung bentuk bulat/ lingkaran)

Belajar menakar dan menuang lagi, berimajinasi membuat the dengan teko, dan cangkir plastic mainan.

Belajar berhitung sekaligus sebagai alarm pengingat batas waktu mandi.



#hari10
#gamelevel
6
#tantangan10hari
#
ilovemath
#
matharoundus
#kuliahbundasayang


@institut.ibu.profesional




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan Rintik-rintik, Airnya Bergelombang

Membuat Es Krim Bersama Ayah

Jalan-jalan Ke Jogja