Rejeki Itu Tak Hanya Berupa Uang

Bismillahirrahmanirrahim....




Day 06 Bunsay Game Level 8
Belajar Bersama Anak tentang Konsep Rezeki

Membersamai anak setiap hari di rumah dengan tantangan Bunsay yang berbeda tema atau meterinya tiap level, membuat saya jadi belajar banyak hal-hal yang mungkin selama ini saya abai atau menganggapnya biasa. Menemukan hal-hal baru, AHA Moment, pemahaman-pemahaman baru, maka saya bersyukur sekali bisa berada di komunitas yang sevisi semisi ini dan sangat membangun. Hal ini kalau kita sadari termasuk juga bagian dari rezeki yang Allah berikan pada kita. Teman-teman yang saling support dan menyemangati untuk belaja bersama. Walaupun saya akui semester dua di Bunsay ini saya agak keteteran membuat tugas laporan narasi walaupun insyaAllah aktifitas sesuai tema materi Bunsay tetap jalan setiap harinya dalam aktifitas kegiatan kami sehari-hari.

Namun, setiap orang punya komitmen yang berbeda tentunya. Bagi saya sendiri, goalnya atau tujuan utamanya tetap harus bisa membuat catatan alias rekam jejak aktifitas anak walaupun akhirnya mungkin tidak bisa submit laporan, tapi tetap berusaha untuk memenuhi syarat kelulusan perkuliahan Bunsay. Semoga Allah mudahkan hingga kahir level nanti. Aamiin Allahumma Aamiin Yaa Allah...

Perkuliahan online jaman now yang bisa dibilang serba mudah bagi kita untuk diikuti, walaupun tidak bisa live nyimak masih bisa manjat alias menyimak belakangan tanpa harus takut tertinggal informasi, sesungguhnya itu adalah termasuk rezeki. Jaringan internet yang sinyalnya kuat, itu juga rezeki. Anak yang mudah diajak kerjasama belajar onlen dan melakukan aktifitas yang riang gembira bersama emak, itu juga bagian dari rezeki yang kita dapatkan dari Allah semata. Ya Allah, sungguh tak kan sanggup diri ini untuk menghotung semua rezeki dan nikmat karunia yang telah Engkau limpahkan pada diri ini setiap harinya, setiap detiknya. MasyaAllah. Laa kuwwata illa billah...

Lewat diskusi-diskusi dari teman-teman yang terkadang saya simak belakangan, postingan teman-teman, status WA teman-teman semua, saya belajar dan merenungi banyak hal. Pengetahuan yang saya dapatkan, membuat wawasan saya bertambah, sudut pandang mata saya yang makin terbuka lebar. Bahwasanya, terkadang saya ternyata masih keliru dalam memahami berbagai macam konsep yang akhirnya sudah menjadi kebiasaan. Jadi akhirnya istilahnya salah kaprah. Maka dari itu, terus belajar. Walaupun mungkin ada rasa, kok belajar hal ini lagi, kan sudah pernah? Barangkali ternyata pemahaman kita tentang hal itu masih salah kaprah dan Allah ingin kita lebih memahami lagi tentang hal itu. Makanya kita dipertemukan lagi dengan tema-tema seputar hal itu. Sampai akhirnya kita menyadari, bahwa selama ini kita salah kaprah dan Alhamdulillah biidznillah bisa mendapat pemahaman atau wawasan baru yang lebih baik daripada sebelumnya. MasyaAllah Laa kuwwata illa billah...



Akhir-akhir ini, entah mengapa Haya sering merengek pada Ayahnya untuk tidak berangkat kerja. Sepertinya ia masih ingin berlama-lama bermanja dengan Ayahnya. Ia menangis kencang ketika Ayahnya beranjak mandi, untuk bersiap berangkat ke kantor, biasanya 30 menit sebelum Ayahnya berangkat. Mendekap erat kaki Ayahnya, melarang Ayahnya mandi. Atau bilang mau ikut Ayah kerja saat Ayahnya hendak mengambil motor. Hingga akhirnya, rutinitas yang dulu kini diulangi lagi. Mengajak Haya muter-muter keliling kompleks dulu baru Haya bisa merelakan Ayahnya berangkat kantor.

Saat Haya menangis, biasanya Ayahnya bilang begini sama Haya, 
"Ayah kan mau kerja, mau cari uang buat Haya, biar Haya bisa beli mainan nanti, beli jajan. Nanti Ayah beliin es krim," begitu Ayah menenangkan Haya.
Selama ini, sepertinya tidak ada yang aneh atau salah dengan pernyataan itu. Tapi, setelahnya saya tahu bahwa hal itu kurang bagus atau keliru jika diucapkan berulang-ulang.

Ya kan sekedar ucapan, apa salahnya sih?
Eits, jangan menganggap remeh guys. 

Ingat bahwa dalam Al Qur'an sekedar mengucapkan kata "Ah" pada orang tua yang sudah usia lanjut itu tercatat dalam buku buruk. Ya Allah...

Jadi, seharusnya ucapan Ayah yang bijak itu..
"Ayah mau kerja, melakukan tanggung jawab Ayah, menjemput nafkah untuk keluarga, untuk Haya, Bunda.."
Kalau ucapan yang kurang baik keterusan diucapkan akibatnya bisa mempengaruhi mindset, pola pikir yang akan juga mempengaruhi habit.

Kerja = cari uang
kerja = buat cari uang.
Kalau nggak kerja, nggak bisa dapat uang. Nggak bisa beli jajan, beli ini, beli itu.
Ah kalau dibahas, bisa panjang.

Berikut saya kutipkan tulisan yang saya buat dan saya share di grup kelas Bunsay Jateng batch #5

Btw, kemarin pagi jg sempat berbincang sama suami sblm brgkat krja, intinya bgni.

Katanya suami lagi lembur, ada bbrpa artikel yg harus diterjemahkan (suami memang kadang terima order terjemahan artikel). Katanya, lumayan nanti bisa buat nambahin beli ini, itu..

Trus saya bilang sama suami, niatin kerja buat nolong orang Yah, adapun uang yg kita dapat anggap sebagai bonus aja ya. Rezeki itu hanya dr Allah..

Niatin kerja buat ibadah. Kita nolong orang lain dg kemampuan yg kita punya, misal bantuin terjemahin artikel. Lha adapun transferan yg mungkin kita dapat nantinya ya anggap aja bonus gitu. Hehehe...

Ah ya, betapa pentingnya niat di awal waktu, awal kegiatan, awal aktifitas.

Niatan yg hampir sama sebagaiman halnya sudut pandang ketika kita mengalami…
Btw, kemarin pagi jg sempat berbincang sama suami sblm brgkat krja, intinya bgni.

Katanya suami lagi lembur, ada bbrpa artikel yg harus diterjemahkan (suami memang kadang terima order terjemahan artikel). Katanya, lumayan nanti bisa buat nambahin beli ini, itu..

Trus saya bilang sama suami, niatin kerja buat nolong orang Yah, adapun uang yg kita dapat anggap sebagai bonus aja ya. Rezeki itu hanya dr Allah..

Niatin kerja buat ibadah. Kita nolong orang lain dg kemampuan yg kita punya, misal bantuin terjemahin artikel. Lha adapun transferan yg mungkin kita dapat nantinya ya anggap aja bonus gitu. Hehehe...

Ah ya, betapa pentingnya niat di awal waktu, awal kegiatan, awal aktifitas.

Niatan yg hampir sama sebagaiman halnya sudut pandang ketika kita mengalami atau melihat sebuah peristiwa.

πŸ‘£ Niat kerja buat apa?
☘ Buat ibadah katanya, biar berkah, dapat barokah dr Allah. Jadi kalau dapat uang itu anggap saja bonus, rizki dr Allah berupa uang.
πŸ’° Buat dapat uang, jadi kalo nanti kita kerja, atau kita jualan g dapat uang, ujung2nya bisa stress gtu. Gimana sih ini, udah capek2 kerja kok g dapat uang πŸ™ˆ astaghfirullahal'adzim
Ya memang, mendapat gaji setelah kita kerja adalah hak, mendapat laba setelah jualan juga menjadi hak kita. Tapi bagaimana kita memaknai hal tsb di awal.

Niat kerja buat ibadah. Kita kerja, dapat gaji sbg hak kita. Lalu ada sdra butuh bantuan (uang, misalnya), nah meminjami uang kpd sdr adalah bntuk ibadah. Klo kerja niatnya sbg ibadah, uang gaji dipinjam sdr ya gpp kan? Hehe.. Rezeki dr Allah adalah ketika kita masih bisa Allah mampukan untuk membantu org lain. (Allah masih membukakan pintu hati kita untuk bisa terketuk guna menolong org lain. Itu juga salah satu bentuk rezeki).


Memaknai segala aktifitas sbg ibadah. Kerja- ibadah, jd IRT ya ibadah, nyambi onlen ya ibadah... ooO alangkah indahnya

πŸ‘€ Pun begitu dg sudut pandang yg kita pakai saat mengalami/melihat suatu peristiwa
🧾 Majalah yg baru saja kita beli, disobek-sobek sama anak
πŸ€– fokus kepada benda :
Lho kok majalahnya sobek? Kenapa kok disobek-sobek? Kan baru beli? Sayang kan.. majalah bagus mahal lagi. Duuh adek gimana sih?
πŸ‘Ύ Fokus pada anak:
Eh, adek lagi bikin apa tho? Kok ini majalahnya disobek-sobek?
πŸ‘ΆπŸ» Ini ma, adek bikin perahu buat mama ya, nanti biar bisa jalan di air. Ini buat mama. Adek bikin pesawat ini buat ayah..

πŸ˜ͺ inhale.. exhale...
Tambahan intermezzo
πŸ‘©πŸ» Pa, kopinya enak nggak (nyobain kopi merk baru)
πŸ‘¨πŸ» mikir dulu sebentar... (ini pertanyaan dg maksud apa, nanyain objek apa subjek ya) dan akhirnya cari aman:
Kopi buatan mama pokoknya selalu enyaaaak...
πŸ‘©πŸ» bukan itu Pa, ini mama nyobain kopi merk baru dikasih temen, menurut Papa enak g sama kopi yang biasanya?
πŸ‘¨πŸ»Ooh.. ehmm..menurut papa ya rasanya kaya kopi Ma
🀦🏻‍♀🀦🏻‍♀

Selamat hari Sabtu yang Syahdu ☕πŸͺ☕πŸ₯§☕🍰
Jangan lupa ngopi eh jangan lupa bahagia πŸ˜ƒ

Butuh keahlian, ketrampilan, skill, pemahaman, positive thinking, positive mind, positive action, positif selft talk itu perlu dilatih...dilatih dan dibiasakan 😊

#sedikitcatatanbundanin
#notetomyself
#sekedarsharing
#semogabermanfaat
πŸ™πŸ»πŸ™πŸ»πŸ™πŸ»πŸ™πŸ»πŸ™πŸ»


Jadi dalam hal ini, yang perlu saya benahi adalah memberi penjelasan dan pemahaman yang benar sejak dini kepada anak, tentang konsep rezeki itu sendiri.
Bahwa rezeki itu hanya dari Allah semata, tak hanya berupa uang, tapi banyak hal yang harus kita syukuri setiap hari.
Pemahaman kecil bahwa kerja itu tak hanya cari uang semata, seperti sekolah biar pintar, biar dapat ilmu, biar bisa belajar karena sejatinya kalau mau belajar nggak harus disekolahan, pingin sekedar pintar juga nggak harus sekolah apalagi dapat ilmu. Cari ilmu itu bisa dilakukan di mana saja kapan saja.

Minimalnya saya mengajari Haya ucapan-ucapan tasbih untuk memuji Allah, menyatakan rasa syukur pada Allah ketika menerima sesuatu, selesai beraktifitas dan beragam kegiatan yang kita lakukan bersama.

Yuk, mari nak senantiasa semangat belajar, memperbaharui wawasan pemikiran kita sehingga kita bisa kaya akan sudut pandang baik-baik dan bisa memandang segala sesuatunya dengan bijak.


 
#hari06
#gamelevel8
#tantangan10hari
#cerdasfinansial
#kuliahbundasayang

@institut.ibu.profesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan Rintik-rintik, Airnya Bergelombang

Membuat Es Krim Bersama Ayah

Jalan-jalan Ke Jogja