Gundukan Pasir itu Bagai Tumpukan Harta Karun yang Tak Ternilai

Bismillahirrahmanirrahim...


Day 04 Bunsay Game Level9

Asyiknya Bermain di Alam Terbuka

Saat berada di tempat mbah Kakung, saya biasanya lebih membiarkan Haya untuk bermain di tempat terbuka. Ya, walaupun berada di kompleks perumahan, namun dekat dengan sawah, hanya sepelemparan batu saja dari ruamh, dan dekat dengan kebun-kebun yang berisi tanaman seperti pisang, markisa, dan aneka tanaman liar lain yang saya kenal baik dengan pemiliknya. Sebelumnya sudah ijin juga. Jadi, sewaktu-waktu bisa dengan bebas eksplore di kebun tersebut. Berbeda kondisi ketika di Semarang. Ya, pasti ada rasa serba nggak enak kalo jelajah lahan kosong waluapun kadang itu tanah milik pemerintah setempat.

Saat liburan kali ini, kebetulan depan rumah yang merupakan lahan kosong sedang disewa untuk membuat cetakan paving, dan ada mesin molen kecil yang berisik ketika beroperasi. Ada tumpukan semen, dan pastinya ada juga gundukan tanah sebagai salah satu bahan bakunya.

Sore itu, awalnya saya mengajak Haya main pasaran, dengan daun-daunan pisang yang saya ambil di kebun. Daun pisang itu masih segar namun sudah patah terkena terpaan angin kencang hari kemarin. Jadi ya, nggak masalah juga kalo saya ambil. Namun rupanya, Haya tak terlalu antusias bermain dengan daun-daunan pisang. 

Lalu, saat saya sedikit lengah membereskan tumpukan daun-daun pisang yang berserakan, tiba-tiba saja ia tengah bermain-main di atas gundukan pasir itu, yang teksturnya ya sedikit lembab. Pasir kali pada umumnya yang digunakan sebagai bahan campuran semen. 

"Bundaa.. Bundaa.. liaat.." teriaknya sambil memainkan pasir dengan tangan mungilnya. Saya tersenyum sambil mengangguk kepadanya, tanda ia boleh melanjutkan aktifitas bermainnya. Dan Ia pun kembali asyik bermain pasir dengan riang. 

Ah, ingatan saya pun kembali melayang ke masa kecil saya dulu. Masih teringat saya dan teman-teman sebagai anak kecil saat itu sangat suka sekali ketika melihat ada gundukan pasir. Saat tahu kalao ada renovasi atau perbaikan rumah atau jalan, atau apapun itu. Melihat ada truk besar datang, mengangkut beberapa bahan seperti batu bata, pastilah tentu ada gundukan pasirnya. Benar saja. Semakin banyak gundukannya. semakin bahagia luar biasa. Hehehe.. 

Bisanya yang jadi favorit ketika gundukan pasirnya baru saja di tuang dari truk besar adalah bermain naik-naik ke puncak gunung, alias berlomba-lomba mencapai puncaknya untuk kemudian turun lagi ke bawah. Lalu setelah itu, kami berlomba mencari sebentuk batu yang biasanya ada dalam gundukan pasir. Memamerkan batu siapa yang bentuknya paling bagus. Kalau tidak salah ingat itu jenis batu apung yang bisa mengapung ketika di lempar ke air. Lalu, sekedar duduk-duduk di atas pasir sambil mengggenggam pasir itu juga jadi favorit kami. Belakanga saya baru tahu kalau hal itu yang lumrah dilakukan anak-anak adalah salah satu sarana latihan mootorik dan sensorik yang manfaatnya sangat besar bagi tumbuh kembang anak di kemudian hari. 

Menyentuh permukaan pasir dengan kaki dan tangan. Lalu bermain rumah-rumahan, membuat berbagai macam bentuk dengan tangan kami, tanpa alat cetakan unyu-unyu seperti jaman now. Karena pasir kali jadi teksturnya lembab dan mudah dibentuk. Dan kami juga tahu, kalo pasir ini dipakai sebagai bahan baku, maka ketika kami sudah selesai bermain kami pun akan mengembalikannya lagi ke tempatnya semula. Yang kadang bikin jengkel saat bermain pasir adalah ketika ada pup binatang berbulu yang menggemaskan itu. Ya siapa lagi kalo bukan si meong. Gundukan pasir itu juga merupakan tempat favorit si Pus untuk buang hajat. Selain baunya yang mengganggu, tentu saja bikin jijik. Hiiy.. Pokoknya kalo kami bermain pasir, salah satu do'a kami biasanya agar tidak menemukan pup itu di tempat bermain kami. Hahaha..

Saya kembali mengamati Haya. Ia tengah duduk di atas gundukan pasir yang sudah lumayan landai itu dan menggenggam-genggam pasir dengan tangannya. Saya masih berlalu lalang membereskan sisa dedaunan. Kemudian Tante Da datang dan menemani Haya bermain di atas pasirnya. 

Membiarkan anak bermain bebas sesuai keinginannya, menurut saya sendiri akan bisa memicu pemikiran kreatifnya. Justru yang saya amati dan saya sendiri pernah merasakannya, ketika kita dilarang,  malah jadi semakin penasaran untuk melakukannya. Jadi, selama saya pastikan medan bermainnya aman, dan dalam pengawasan, ya boleh-boleh saja. Toh, nantinya setelah bermain pasir, pastikan anak mandi dengan bersih. Terutama periksa kukunya. Pastikan kuku anak tidak panjang sehingga tidak ada kotoran yang terbawa.

Well, selamat bermain nak. bebaskan dirimu. Asah imajinasi dan kreatifitasmu. Bunda selalu berusaha mendukungmu nak. InsyaAllah. 




#hari04
#gamelevel9
#tantangan10hari
#thinkceative
#kuliahbundasayang 

#desember2019
#haya38months

@institut.ibu.profesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan Rintik-rintik, Airnya Bergelombang

Manajemen Waktu Bunda Nin versi Ayah Noer

Membuat Roti Boy Bersama Ayah