Perahu Putar di Pasar Malam

Bismillahirrahmanirrahim...

Day 06 Bunsay Game Level 9

Saat Bunda Belajar untuk Percaya pada Haya dan Kemampuannya

Hari sudah beranjak malam, namun Haya yang tadi sempat tidur siang, masih aktif bermain. Malam ini, Mbah Kung dan Mbah Uti bermalam di Rumah Uti. Jadi, di rumah hanya ada Bunda, Haya, Om Bim dan Tante Da. 

Lalu, tetiba, Om Bim mengajak pergi ke Pasar Malam yang memang sedang ada di pusat kota. Wah senangnya kalau begitu. Segera saja kami bersiap. Sore tadi hujan sempat menyapa, tapi kini sudah terang. Mudah-mudahan sampai malam nanti juga terang dan sepertinya memang begitu fainsyaAllah biidznillah.

Pasar Malam ini sudah lama digelar, biasanya sebulan dan minggu ini malah hampir menjelang hari penutupannya. Tapi kata Om Bim, mereka juga melihat peluang. Jika para pengunjung masih antusias, maka Pasar malam kadang diperpanjang tiga hari sampai seminggu kedepan. 

Saat kami sampai di tempat Pasar Malam, wah ramai sekali. Walau agak becek tentunya karena habis diguyur hujan lebat tadi sore, tapi tetap tidak mengurangi antusiasme para pengunjung pasar malem. Beragam lapak di gelar. Mulai dari lapak kacamata, topi anak, aksesoris gawai, sampai beraneka ragam kuliner dari yang biasa sampai ada yang aneh-aneh pula. MasyaAllah...

Pertama kali pandangan Haya tertuju pada odong-odong kereta kesuakannya. Maka iapun ngotot meminta naik. Baiklah. Padahal, pengennya muter-muter dulu baru naik. Tapi begitulah Haya sudah tak sabar pengen naik keretanya. Akhirnya beberapa saat Haya pun sudah duduk dalam keretanya lalu berputar-putar dengan gembira.

Nah, tantangannya adalah, kalau sudah naik, biasanya susah disuruh turun atau berhenti. Begitulah, kami harus membujuk lumayan lama hingga akhirnya Haya mau beranjak dari odong-odong keretanya.

Lalu setelah itu kami berjalan-jalan lagi, hingga sampai pada lapak mainan pancing-pancing ikan. Well, ini juga salah satu mainan favorit Haya. Langsung saja dia minta main. Asyik juga. Mainan pancing dan serok-serok ikan ini memang tak pernah membosankan. Kali ini ikan yang dipakai adalah ikan mainan karena biasanya ada yang menyediakan ikan betulan. Sama seperti sebelumnya, Haya enggan disuruh berhenti. Dan saya terpaksa membujuk dengan sedikit keras karena baru menyadari kalau baju depan Haya sedikit basah terkena air dari kolam pancing. Waduh, padahal saya tidak bawa baju ganti buat Haya. 

Lalu kami berkeliling lagi. Ya, begitulah isi pasar malam pada umumnya. Banyak keluarga-keluarga yang membawa anak-anak kecilnya kesini, ada juga rombongan para pelajar, dan seperti biasa, para muda mudi pun tak ketinggalan pastinya.

Lalu setelah berkeliling, kami naik undar-undaran kuda kencana. Awalnya Haya takut tapi saya menenagkan dan menemaninya kali ini. Lama-lama dia pun mulai menikmati. Dan tak lama ketika ada satu rombongan turun Haya bilang mau ikut turun juga. Baiklah nak.


Nah, saat naik undar-undaran itu tak sengaja pandangannya tertumbuk pada arena Perahu Dayung dengan kolam besar berisi air. Dan Haya kira itu adalah kolam renang, karena dia terus menunjuk-nunjuk ke arah wahana permainan perahu sambil bilang "mau renang..." "mau renang.." wah berabe juga ini tentunya.

Tante Da dan Om Bim segera mengalihkan perhatiannya ke Wahana bermain bola alias mandi bola dan ia mengangguk setuju. Kali ini Haya masuk ke dalam wahana ditemani Tante Da. Lumayan lama disini sampai Pasar Malemnya sudah hampir tutup. Haya tak mau diajak pulang. 

Lalu, saat sudah beranjak dari situ, ee lha kok dia masih inagt wahana perahu yang ada kolam airnya. Terus menunjuk-nunjuk sambil merengek dalam gendongan Omnya. Akhirnya kami pun kesitu.

Disitu, ternyata masih ada dua anak yang sepertinya kakak beradik yang masih bermain perahu. Dia terus merengek ingin naik juga. Saya, Tante Da dan Omnya sedikit sangsi, berkali-kali bilang padanya kalau Haya masih kecil, sepertinya belum bisa naik itu. Karena, perahunya itu harus digerakkan pakai tangan. diputar dengan tangan agar bisa melaju. 

Haya menangis kencang sekali pengen naik perahu itu sampai semua orang menoleh. Dan bahkan saat kami meminta perahu baru, kata Om Penjaga Perahu bilang besok saja ya, sudah mau tutup. Demi mendengar itu, tangisan Haya justru bertambah kencang. Hingga akhirnya Om Penjaga Perahunya mengambilkan satu perahu baru untuk Haya.

Awalnya, Tante Da memegangi ujung perahunya dari tepi kolam. Lalu Om Bim bilang, coba lepasin aja. Dan ternyata Haya bisa melajukan perahunya sendiri. Rupanya sejak tadi ia mengamati kedua kakak bermain dan mencoba memutar kemudi dengan kedua tangannya. Perlahan perahu yang dinaiki Haya bergerak melaju walaupun tentu saja bergerak sembarang arah karena ia menggerakkannya sesuka hati saja. Putar-putar sini, situ hingga sampai jauuh ke ujung kolam sana.

Saya tersenyum dan dalam hati meminta maaf kepadanya karena telah sedikit meragukan kemampuannya. Bahwa ternyata ia bisa. Ah, betapa saya lupa. Kalau belum dicoba, mana tahu. Iya kan? Ketika ada kesempatan, ambillah.

Om Penjaga Perahu dan Om Bim, bilang besok saja kesini lagi. Tapi ah, terkadang besok-besok itu kadang tak sempat waktunya. Apalagi ini sudah musim hujan yang lumayan sering hujan.  

Anak-anak juga seperti kita, punya keinginan. Dan keinginan mereka kuat, terkadang tanpa alasan mendasar. Ya, hanya kepengen saja. Kepengen coba rasanya. Dan saya tahu, nanti malam ia insyaALLah akan bisa tidur nyenyak karena keinginannya sudah terpenuhi. Hehehe.. begitulah cerita untuk malam ini.





#hari06
#gamelevel9
#tantangan10hari
#thinkceative
#kuliahbundasayang 

#desember2019
#haya38months

@institut.ibu.profesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan Rintik-rintik, Airnya Bergelombang

Manajemen Waktu Bunda Nin versi Ayah Noer

Membuat Roti Boy Bersama Ayah