Playdough Buatan Bunda

Bismillahirrahmanirrahim...

Day 05 Bunsay Game Level 9

Bermain dengan Bahan-Bahan yang ada di Rumah

Biasanya, salah satu tantangan saat mudik kemudian kumpul bareng rame-rame adalah pengaruh tontonan TV yang tidak bisa terkontrol, huhuhu...

Karena ada banyak orang, banyak pihak, maka ya itu, aturannya jadi banyak juga. Weleh-weleh. Alhamdulillah keluarga saya dari awal menikah sudah otonom, artinya terpisah dari orang tua, tinggal di rumah sendiri walaupun ngontrak. Masalah televisi, sejak punya anak, jaraang sekali nyalain televisi. Palingan TV dinyalain kalau ada jadwal siaran pertandingan minton favorit ayahnya, atau pengen tahu ada berita terkini apa. Selain itu, TV hanya sekedar barang pajangan. Sebenarnya malah nggak pengen punya TV sama sekali, tapi alhamdulillah sudah terlanjur punya, hehe.. Ya sudah. 

Biarkan anak belajar. Walaupun ada TV di rumah tapi tetap harus tahu batas-batasannya. Umur Haya masih terbilang  balita, jadi mungkin belum terlalu paham juga tentang acara televisi. Paling taunya serial Upin Ipin aja, hehehe.. Selain itu, anak jaman now juga lebih suka nonton You Tubean drpada nonton TV yang acaranya kadang ngebosenin. Huhuuu...

Nah, salah satu antisipasi penggunaan TV yang saya lakukan adalah menyiapkan banyak file-file video yang sudah saya pilih kontennya dan saya simpan dalam flash disk. Televisi layar datar (LCD) sekaang ini biasanya punya fitur USB, yaitu tempat mencolokkan flasdisk di bagian samping/ belakang, jadi mirip seperti komputer. Kita bisa memutar file-file video yang ada di flashdisk dengan Televisi layar datar jaman now. Hehe... Itulah solusi yang cukup ampuh. Pastikan isinya beragam juga agar Haya tidak bosan, dan tentu saja pilih video-video yang mengedukasi.

Salah satu file video yang saya unduh di flasdisk adalah video bermain playdough warna-warni yang juga favorit Haya. Well, apa itu playdough? Jaman saya kecil biasa disebut tanah liat, alias lempung. Hehehe... Jaman now, lempung bertransformasi jadi playdough warna warni. Baunya harum lagi. Plus mahal alias harus beli. Kalo lempung jaman dulu mah gratis tinggal ambil aja di pinggiran sawah. Hohoho... Dan karakteristiknya sama. Liat, mudah dibentuk dan kalo didiamkan lama akan mengeras. Kalau dulu mah mainan lempung, habis pakai, buang ntar ambil lagi. Kalau sekarang, karena mahal, ya dipakai berkali-kali. Habis mainan, disimpan kembali untuk kemudian digunakan lagi. 

Jadi, sebenarnya kalau saya pikir-pikir, mainan anak-anak dari dulu tu hampir sama, cuma beda saja bentuknya. Ya tentunya seiring perkembangan jaman juga pastilah mainan anak-anak juga mengalami perubahan bentuk, walau fungsinya kurang lebih tetap sama. Dulu, misalnya kita tahu lego hanya ada satu bentuk. Kotak khas. Sekarang, makin beragam bentuknya. Ada yang bulat, segitiga, mote, bahkan ada yang seperti bentuk permen.

Namanya anak-anak juga, kadang kalau mainan juga susah awetnya. Seperti playdough yang saya belikan untuk Haya. Sebenarnya kalau telaten mainnya, ya bisa awet sampai beberapa kali penggunaan. Sayangnya, anak-anak mainnnya kreatif banget. Sampai tersebar, berserakan, akhirnya hilang tak berbekas lagi. Huhuu... 

Namun, ada alternatif lain membuat playdough sendiri tanpa harus beli jadi. Murah meriah tentunya. Cukup pakai bahan-bahan yang ada di rumah. Well, apa saja itu? Yakni tepung terigu, garam, dan minyak goreng dan juga sedikit pewarna kalau ada. Taraa... playdough buatan Bunda suudah jadi dan siap dimainkan. Anak pun girang. Dan mulailah mereka masuk ke dalam dunia imajinasi mereka.

Bikin baksi, mie, roti. Bikin cacing. Bikin telor, makanan ini, itu. Bikin es kim jelas tak boleh ketinggalan. Seru pokoknya. Latihan jadi chef, jadi kasir, jadi tukang jualan. Stimulus sensori motoriknya serta daya imajinasinya jalan sudah, emak tinggal mendampingi dan mengarahkan. 

Intinya, kalau kita mau berfikir kreatif, insyaAllah selalu ada jalan. Tak ada rotan, akar pun jadi. Jika ada kemuan, insyaAllah pasti akan ada jalannya.
 



#hari05
#gamelevel9
#tantangan10hari
#thinkceative
#kuliahbundasayang 

#desember2019
#haya38months

@institut.ibu.profesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan Rintik-rintik, Airnya Bergelombang

Manajemen Waktu Bunda Nin versi Ayah Noer

Membuat Roti Boy Bersama Ayah