Jualan Es Krim ala Haya

Bismillahirrahmanirrahim...


Day 02 Bunsay Game Level9

Jualan Es Krim, Role Play Favorit Anak-anak

Edisi Bunsay Level 9 ini adalah edisi mudik ke kampung halaman, yaitu tempat kelahiran saya dan suami. Liburnya juga cukup lama, sekitar dua mingguan. Libur yang berbarengan dengan liburan anak sekolah, cuti natal dan juga tahun baru. Agendanya adalah nikahan saudara. Saudara sepupu saya yang perempuan dan keponakan suami yang laki-laki. 

Minggu pertama di kampung halaman saya, di Banjardawa Pemalang karena memang acaranya duluan sepupu saya yang perempuan, baru minggu selanjutnya pindah ke kampung halaman suami di Bobotsari Purbalingga.  

Di tempat mbah ini, ada mainan 1 box yang memang dipersiapkan saat tinggal di rumah mbah. Jadi, kalau pulang kampung ke tempat mbah tak perlu bawa-bawa mainan lagi. Tapi, namanya anak-anak, apapun itu bisa jadi bahan 'mainan' (baca: bahan observasi bagi mereka)

Level kali ini tentang Berpikir Kreatif, saya sendiri membiarkan segala sesuatunya mengalir apa adanya, tidak dibuat-dibuat, hanya saja pikiran saya berfokus, untuk tema minggu-minggu ini adalah tentang berfikir kreatif, inovatif, think out of the box, dan saya tertakjub-takjub sendiri dengan pengamatan yang saya peroleh selama tema ini berlangsung. Lengkapnya silahkan baca di postingan saya selanjutnya tentang penemuan-penemuan seru saya bersama Haya.

Nah, seperti kali ini. Saat saya juga sedikit sibuk membereskan pakaian, dan isi koper yang berantakan setelah kemarin agenda akad dan resepsi sepupu saya yang perempuan. Sambil menemani Haya bermain diantara box mainannya yang berserakan.

Tiba-tiba dia berteriak, "Bundaa... liaat es kiiim," katanya sambil memberikan sebuah kok yang didalamnya ada bola ping pong. 
"Ini, es kim buat Bunda," katanya. Saya pun berhenti sejenak dari lalu lalang saya membereskan pakaian-pakaian dan pernak pernik lain.
"Waah.. terima kasih sayaaang.." kata saya.
Lalu dia kembali lagi sibuk membuat es kim lainnya, katanya untuk mbah kakung, mbah uti, sama tante (adik ipar saya). Saya mengamatinya sejenak peralatan yang digunakannya bermain. Tidak ada yang mengajarinya.

Ada baskom plastik, kemudian beberapa kok bekas milik kakungnya (mbah kung memang hobi badminton), lalu ada bola pingpong dan juga serok (yang pastinya dia ambil sendiri dari rak dapur karena beberapa kali dia suka mengambil barang-barang dari rak dapur) dan emak harus pastikan tempat pisau jauh dari jangkauan tangan anak.

Well, saya mengamatinya, Begitu saja bisa membuat dia bahagia. Pura-pura menyerok es kim dari baskom plastik dengan seroknya, lalu meletakannya pada kok bekas yang pastilah ia anggap sebagai contong es kim seperti yang pernah ia lihat pada tukang es kim keliling. Masya Allah nak, saya takjub. 

Role play jualan es kim ini memang permainan yang cukup menarik bagi anak-anak, banyak anak yang sering memainkannya berulang, termasuk Haya dengan bahan-bahan yang mereka temui. Kadang Haya memakai replika mainan es kim yang dia punya di rumah, atau mencomot barang apa saja yang dilihat oleh mata kecilnya seperti kok bekas ini. Apapun itu, membuat saya takjub, bangga sekaligus terharu.

Tak lama, Uti dan tante favoritnya bergabung dalam role play jualan es kim ini sehingga ia makin semangat membuat dan menawarkan es kimnya pada orang-prang di rumah. Tak lupa ia meminta bayaran juga. Hehe..
"Uangnya mana?" katanya. Bentar.
"Ini uangnya ya," katanya sambil pura-pura menyodorkan genggaman tangannya.


Catatan:
Saya berhenti sejenak dari aktifitas saya dan menemani anak bermain, mendampinginya, memberikan motivasi, atau arahan agar pemahaman anak menjadi lebih baik, ataupun memberikan info-info terkait permainan yang dilakukan oleh anak.
Kadang, melihat anak menemukan "sesuatu", kekreatifitasan saya juga  ikut terpancing, dan jika ada waktu luang, saya memberikan stimulus lainnya. Misal, memberi tambahan alat peraga atau mainan lain yang mendukung, atau membuat sesuatu. Tapi jika tidak ya saya cukup menemaninya saja.
Misal, pada momen role play jualan es kim, kita bisa mengajak anak beli es kim beneran (apalagi pas kebetulan abang penjualan es tung-tungnya lewat depan rumah, waa masya Allah rejeki nomplok), atau malah langsung membuat es krim sendiri di rumah (pasti seru sekali nih). Jadi pastinya, akan lebih berkesan bagi anak memori yang ia dapat. Saat ia memilih bermain sendiri lalu orang tua mendukungnya dengan hal-hal tsb di atas.
Demikian catatan Bunda Nin semoga bermanfaat :)



#hari02
#gamelevel9
#tantangan10hari
#thinkceative
#kuliahbundasayang

#desember2019
#haya38months

@institut.ibu.profesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan Rintik-rintik, Airnya Bergelombang

Manajemen Waktu Bunda Nin versi Ayah Noer

Membuat Roti Boy Bersama Ayah