Oh, My New Eye Shadow


Hari ini, suasana agak santai di rumah karena Ayah sudah libur kerja. Rutinitas pagi seperti biasa. Saya membuat minuman dan menyediakan camilan untuk morning time, ngobrol-ngobrol menemani Haya bermain legonya. Lalu, tiba-tiba Ayah menagajak ke pasar. Pengen bikin garang asem sendiri, katanya. sekalian sama bikin kering tempe buat persediaan lauk pas bulan Ramadhan nanti. Okelah, hayuk cuss belanja ke pasar kelurahan yang memang cukup dekat dari rumah.

Hari ini juga, cuaca menurut saya terasa sejuk, ya tidak begitu panas, sedikit mendung tapi masih ada sinar matahari yang bisa mengeringkan jemuran, juga terasa ada angina sepoi-sepoi berhembus (kok kaya di pantai aja yak, hihihiii). Jadi, akhirnya saya juga pengen menyetel santai mode on, alias saya mau coba observasi aja hari ini tanpa banyak interupsi ke Haya. Saya mau lihat apa yang dilakukannya seharian ini.

Sepulang dari pasar, Ayah mulai membongkar belanjaan. Ya, sepanjang pengamatan saya hidup seatap sama suami, ternyata memasak merupakan salah satu hobi suami juga ternyata, hehe selain nonton dan berkebun. Berkreasi di dapur, membuat beragam masakan dan camilan. Jujur, saya aja kalah deh sama suami, yang kalau dicatat sudah memasak beberapa resep-resep yang teruji enak. Hehe. Justru saya yang beli banyak buku masakan, ikut rumble cooking baking, tapi mah nggak pernah eksekusi bikin-bikin, hihihi.. payah ya, jangan ditiru. Masakan saya paling ya itu-itu aja, tapi Alhamdulillah suami selalu berusaha menghabiskan apa yang saya sajikan sepanjang nggak aneh-aneh menurut lidah suami. Kalau nggak suak ya udah, nggak banyak protes. Alhamdulillah..

Saya sendiri memutuskan melanjutkan laundrian setrikaan, tapi ternyata itu hanya impian semata. Hehehe.. Haya sendiri ikut ‘membantu’ Ayah di dapur, hingga khirnya bosan, dan memilih mainan sendiri. Saya akhirnya menemani Haya bermain. Mendengarnya berceloteh sendiri sepanjang bermain dengan mainannya. Saya perhatikan akhir-akhir ini memang kemampuan berbicaranya sedang berkembang. Ia latihan ngoceh alias bicara sendiri ketika bermain, kadang juga bernyanyi lagu-lagu yang sudah dia ketahui, kadang sholawatan, dzikiran, kadang berhitung angka, masyaAllah nak. 

Saat Haya bermain, saya sekedar mengingatkannya sekali saja untuk merapikan mainannya kembali kalau sudah selesai bermain. Setelah itu, sudah saya amati saja reaksinya bagaimana. Ternyata, hari ini Haya masih belum mau membereskan mainannya. Masih ditinggal begitu saja. Hmmm…
Lalu, siangnya ia sempat main ke rumah tetangga sebelah sebentar. Padahal ia belum tidur siang dan tak mau dibujuk untuk tidur siang. Saya amati kalau ada ayahnya di rumah, ia kadang memang jadi agak susah tidur siang, kadang baru menjelang sore ia baru tertidur karena kelelahan.

Sorenya, hujan turun dengan deras sekali. Kami bertiga melihat hujan bersama dari jendela kamar. Mengamati hujan yang turun sambil ngobrol lagi. Mengajarkan Haya kebiasaan berdo’a saat hujan turun. Bernyanyi tentang hujan, bercerita tentang hujan. Saya masih mencoba membujuk Haya untuk tidur siang, karena biasanya kalau hujan turun, tidurnya jadi nyenyak alias pules, tapi ini malah melek lebar ingin melihat hujan. Duuh, hingga akhirnya yang tidur siang malah ayahnya. Hohoho..
Lalu, pelan-pelan hujan mereda. Kali ini saya mengajak Haya bermain di kamar saja. Saya mengajaknya membaca buku dan ia mau. Ia mengambil beberapa buku mini favoritnya untuk dibaca-baca. Lagi-lagi sembari membuka halaman buku ia tak henti-hentinya bercerita sendiri. Bertanya ini itu.

Oh ya, sepanjang hari ia, ia telah pipis di celana beberapa kali. Saya kecolongan beberapa kali. Padahal sudah saya coba tatur juga ke kamar mandi. Tapi memang saya amati frekuensi pipisnya agak kerap. Mungkin karena cuaca agak dingin ya, dan dia juga habis makan semangka siang tadi, jadi sedikit membuat beser. Dan, terkadang ia masih belum mau mengaku kalau pipis di celana. Kadang mau bilang juga, Bunda pipis, gitu, tapi posisi celannya sudah basah. Sampai ayahnya juga ikut bilang. Hari ini kok sering pipis ya. Dan ayahnya juga sudah berkali-kali mencoba bilang ke Haya, “kalau mau pipis, bilang ya “Ayah, Bunda, Haya mau pipis..” “Pipis dimana sayang?” “di kamar mandi.. di toilet.. toilet,” kata saya. 

Closet duduk di kamar mandi kami di rumah, saya tempelkan stiker toilet yang didapat dari majalah Shimajiro. Ini untuk mengajarkan Haya biar terbiasa pipis di kamar mandi, walaupun memang belum saya ajarkan untuk bisa jongkok di  toilet. Pernah saya coba pegangi ia di atas closet, tapi dia merasa takut. Ya sudah, tidak apa-apa.  Jongkok di bawah saja. Saya sendiri juga masih menimbang-nimbang jadi mau beli tutup closet buat anak atau tidak, nanti akan efektif dipakai atau tidak. Namun, sementara ini masih belum dulu.

Saat sorenya celananya telah basah lagi, sekalian saja ia ajak mandi sore. Setelah itu, saja minta ijin untuk memasak nasi di dapur. Ia saya tinggal bersama ayahnya yang masih tidur, hehehe.. lama tak terdengar suaranya. Saya mulai curiga. Coba-coba saya intip.. daan benar sekali saudara-saudara. Ia sudah belepotan… eye shadiw milik saya yang baru saja saya beli, baru dipakai beberapa kali. Oh..oh.. dia tumpahin semuanya di atas kasur busa yang juga baru dibeli ayah minggu lalu. Hohoho…
Tarik nafas panjaaang bu ibuu…

Lalu, mulailah dialog dengan nada yang biasa. Biasa saja ya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Hehehehe..
“Haya lagi apa sayang?” tanya saya membuka dialog.
“Ini lho… pakai ini punya Bunda,” katanya. sambil mengoles-oleskannya rata di kaki kanannya.
“Itu kan bukan body lotion, sayang..” kataku..
“Ini, buat dipakai disini..” katanya lagi sambil tetap mengoles-oleskannya disana sini. masyaAllah naak…
Beberapa kali saya bertanya lagi, dengan jawaban yang entah, saya masih belum bisa memahaminya dengan jelas.
Saat saya ajak ngobrol, sambil saya foto. Dan dia malah bilang, “foto Bunda.. foto yaa..” duuuh emang bikin gemes deh niy anak.
Lalu, akhirnya saya tinggal ke dapur lagi, untuk membereskan perabot dapur yang masih berserakan. Tak lama dia menyusul saya ke dapur.
“Udah make upnya? Ayo diberesin dulu tho..” kata saya sambal mengamati baju Haya yang belepotan dan ternyata dia pipis lagi. Ya Allah nak, baru aja tadi dimandiin. Huhuhuuu…

Baiklah, akhirnya saya ajak lagi ke kamar mandi. Bajunya harus ganti semua karena kotor. Saat ganti baju lagi, ayahnya baru bangun.
“Lihat tu Yah, Haya bikin apa,” kata saya pada Ayah. Ayah hanya tersenyum saja.
“Masih baru Yah.. baru beli kemaren dan baru juga dipakai beberapa kali,” saya mengadu sama suami. Huhuhu.. begitulah. Ikhlas ya mak.. dan sekalian ngode suami minta dibeliin lagi. Wkwkwkw…
Saya dan suami duduk di dekat rak buku, tidak jauh dari tempat kejadian perkara, halah lebay. Sementara Haya duduk di dekat tumpahan eye shadow sambil bercerita sama ayahnya. Kami berdua mencoba berekspresi biasa. Menanggapi celoteh Haya.
Lalu, tiba-tiba tanpa disuruh, Haya mengambil tisu, dan mengelap bekas tumpahan eye shadow dengan tisu. Setelah itu, dia bilang.
“Buang sampah ya? Mana? Diamana?” tanyanya.
“Di sana,” jawab Ayah sambil menunjuk arah dapur. Lalu Haya beranjak menuju dapur, membuang tisunya yang kotor tadi. Begitu ia lakukan beberapa kali, hingga kahirnya Ayah pun turun tangan membantu membersihkan.

Masya Allah nak, memang benar. Ia meniru apa yang biasanya kami lakukan. Terutama Ayahnya yang suka membersihkan sesuatu dengan tisu.
Memang benar, mengajarkan anak kecil itu tidak usah dengan banyak bicara, cukup dengan keteladanan atau contoh yang banyak dan konsisten, maka ia pun akan menirunya suatu hari nanti. Tidak harus sekarang. Boleh mengingatkannya banyak-banyak dari sekarang, tapi memang jangan terlalu berharap ia akan langsung melakukannya. Kuncinya adalah sabar. 

Oh ya, untuk kebiasaan sikat giginya, saat mandi pagi, ia masih saya bujuk lumayan lama, tapi akhirnya mau menyikat giginya hingga ke dalam gigi gerahamnya. Lalu waktu mandi sore dan malam sebelum tidur, ia menolak. Mungkin karena malam ia sudah benar-benar mengantuk karena siang tadi ia sama sekali tidak mau tidur siang.

#hari11
#gamelevel1
#tantangan10hari
#
melatihkemandirian
#kuliahbundasayang


@institut.ibu.profesional


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan Rintik-rintik, Airnya Bergelombang

Membuat Es Krim Bersama Ayah

Jalan-jalan Ke Jogja