Saat Anak Aktif
Saat anak aktif, ceria, suka ketawa-ketawa sambil lari sana sini, bermain dengan semua maianan yang ada di rumah, menumpahkannya di sana sini, itu tandanya anak sedang sehat dan nyaman dengan tubuhnya. Senang kan? Senang sih, tapi… hehe sedikit melelahkan kadang-kadang. Lelah yang insyaAllah berkah jika kita ikhlas melakukannya karena Allah, aamiin.. dan lelah yang suatu hari akan kita rindukan saat anak sudah beranjak dewasa dan tak lagi sering bermain di rumah karena ia sudah mulai asyik dengan kegiatan sosialnya di luar rumah.
Alhamdulillah, itu yang saya rasakan hari di hari ketiga setelah Haya demam. Saya berusaha semampu saya, dan berikhtiar membawanya ke puskesmas terdekat untuk mendeteksi awal gejala yang ada. Saya juga merelakan dan mengikhlaskan diri Haya untuk minum obat, dan Alhamdulillah sama obat ini Haya tak perlu dipaksa atau dibujuk, bahkan ia sendiri yang mau (antara sedih dan senang jadinya). Senang karena tak usah susah membujuk Haya minum obat, dan sedih karena bagi Haya, obat itu ia kira semacam permen cair yang enak dan manis rasanya, bagai madu aja minta minum terus. Huhuhu…
Saya pribadi sebisa mungkin menghindari obat kimia untuk Haya, kalo bisa. Selain obat kimia, saya juga berusaha untuk memakai cara tradisional seperti bawang merah yang dibalurkan di tubuh dan memakai minyak kutus-kutus untuk membantu menjaga kebugaran tubuhnya. Dan kalau memakai cara ini, emang harus pakai tenaga ekstra. Soalnya Haya kadang menolak dan menangis jika tubuhnya dioles-oles pakai minyak. Hehe, maaf ya nak, sedikit harus Bunda paksa biar badanmu sedikit enakan.
Sore hari ketiga pasca demam, saya ukur dengan thermometer suhu badannya, dan ini juga penuh perjuangan, baru bisa dilakukan ukur suhu ini saat anak tidur nyenyak. Alhamdulillah angka di thermometer merujuk pada 36.7 derajat celcius Alhamdulillah.
Haya sudah meminta main yang macam-macam, sudah mulai mau lari-larian lagi. Dan ada satu hal yang membuat saya terkejut. Saat siang itu dia meminta belajar mewarna pakai kuas gambar milik saya. Awalnya dia melukis di kertas yang saya sediakan seperti biasa, lama-lama ketika saya lengah dengan tulisan yang sedang saya buat, dia mulai mengusapkan kuas pada kaki dan tangannnya. Eh.. saya terkejut tapi langsung ingat untuk tetap tenang. Biarkan saja, nanti kan bisa dicuci dan cat air insyaAllah mudah hilang. Setenang mungkin saya berkomentar..
“Lho, Haya kok pakai kuasnya di tangan, di kaki? Ini lho, di kertas saja…” kataku dan yakin dia tak kan mau lagi beralih ke kertas gambarnya. Ya sudah biarkan saja. Dan tak lama kemudian setelah saya menyelesaikan tulisan yang saya buat, dia tiba-tiba merapikan sendiri alat-alat gambar yang barusan dipakainya. Kuas, cat air beserta buku-buku gambarnya, ia rapikan, tumpuk dan susun ala dia.
“eh, Haya sudah selesai mainnya?” kata saya terkejut melihat dia beres-beres. Lalu, setelah semua peralatan selesai di tumpuk, dia membawanya dan menaruhnya di atas kardus yang memang dipakai untuk menaruh tumpukan buku-buku.
“wah, terima kasih,” kata saya segera setelah pulih dari rasa terkejut.
“Haya hebat sudah mau merapikan kuas dan bukunya sendiri. Seperti Shimajiro ya nak. Nah, sekarang waktunya cuci tangan yuk,” ajak saya pada Haya untuk membersihkan dirinya.
Dan saat ayah pulang sore harinya, dia sudah terlihat aktif dan ceria seperti biasa. Mengajak sayah bermain sembari mengoceh asyik bercerita sendiri. Ah, Haya sayang, sehat-sehat selalu ya nak.. aamiin…
#hari16
#gamelevel1
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Komentar
Posting Komentar