Antara Komunikasi dan Emosi



Sebelum membahas lebih lanjut hubungan mengenai komunikasi dan emosi, berikut saya sampaikan tentang arti komunikasi dan emosi menurut kbbi.

komunikasi/ko·mu·ni·ka·si/ n 1 pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak; 2 perhubungan;
-- dua arah komunikasi yang komunikan dan komunikatornya dalam satu saat bergantian memberikan informasi;
-- formal komunikasi yang memperhitungkan tingkat ketepatan, keringkasan, dan kecepatan komunikasi;
-- massa Kom penyebaran informasi yang dilakukan oleh suatu kelompok sosial tertentu kepada pendengar atau khalayak yang heterogen serta tersebar di mana-mana;
-- sosial komunikasi antarkelompok sosial dalam masyarakat;
Sumber: https://kbbi.web.id/komunikasi

emosi/emo·si/ /émosi/ n 1 luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; 2keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif); 3 cak marah;
-- keagamaan getaran jiwa yang menyebabkan manusia berlaku religius;
-- umur emosi taraf kesanggupan seseorang untuk mengalami perasaan-perasaan tertentu;

Nah, saat seseorang berkomunikasi, yaitu berbicara mengenai suatu informasi (pertanyaan atau pernyataan) kepada pihak lain (pasangan bicara), maka emosi diri atau luapan perasaan yang berkembang saat dia berkomunikasi bisa menjadi sangat berpengaruh terhadap hasil dan reaksi dari komunikasi tersebut.

Contoh dialog antara suami dan istri:

Dialog 1
Suami : Ma, kunci motornya ditaruh dimana ya? (Diucapkan dengan intonasi suara tinggi, sedikit emosi kesal karena memang sedang terburu-buru ingin segera memakai motor)
Istri : Nggak tahu pa, biasanya kan memang ada di tempat kunci (membalas dengan sedikit berteriak, karena pertanyaannya mengandung intonasi suara yang sedikit menuduh kalau si istri suka lupa atau teledor menaruh kunci motor sembarangan)
Percakapan yang terjadi selanjutnya bisa diprediksi akan riskan menuju pertengkaran dan melupakan inti dari percakapan yaitu tentang kunci motor.

Dialog  2
Suami : Ma, kunci motornya ditaruh dimana ya? (diucapkan dengan intonasi suara agak sedikit datar dan merendah, emosi tenang dan terkendali)
Istri : Eh, di tempat kunci nggak ada tho pa? biasanya kan memang di taruh disitu. Dimana ya? (merasa bertanggungjawab karena si istri yang terakhir kali memakai motor, dan merasa bahwa suami tidak langsung menuduhnya teledor menaruh kunci motor)
Percakapan yang terjadi selanjutnya bisa focus tentang kira-kira dimana kunci motor berada, dan bisa berujung ke pencarian kunci motor bersama-sama tanpa adanya drama.

Nah, dari gambaran di atas, terbayang kan betapa erat kaitannya antara komunikai dan emosi.

#hari11
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang

@institut.ibu.profesional


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan Rintik-rintik, Airnya Bergelombang

Membuat Es Krim Bersama Ayah

Jalan-jalan Ke Jogja