Prasangka Sebagian dari Fitnah


prasangka/pra·sang·ka/ n pendapat (anggapan) yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui (menyaksikan, menyelidiki) sendiri; syak: sebenarnya semuanya itu hanya berdasarkan -- , bukan kebenaran;
https://kbbi.web.id/prasangka

fitnah/fit·nah/ n perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang): -- adalah perbuatan yang tidak terpuji;
https://kbbi.web.id/fitnah

Prasangka adalah sebagian dari fitnah, dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan…
Oh no!

Hari ini, saat pagi sebelum suami berangkat ke kantor ada sebuah peristiwa yang membuat saya agak sedikit kesal pada suami. Sepele sih sebenernya, suami terkesan terburu-buru saat saya sedang menyampaikan sesuatu. Ya wajar sih, karena salah saya juga yang memilih timing tidak tepat, saat suami mau berangkat ke kantor.

Lalu, sedikit kekesalan saya itu merembet kemana-mana. Menimbulkan prasangka-prasangka sendiri dalam kepala-kepala saya. Tentang ini, tentang itu, dan lain-lain. Si kecil Haya pun saya amati merasakannya juga, walaupun saya berusaha sebisa mungkin untuk bersikap normal seperti biasa. Tapi, anak itu peka kok kalau orang tuanya sedang ada masalah. Hiks.. Haya saya rasakan jadi sedikit rewel daripada biasanya, dan malah melipatgandakan kekesalan saya. Duuh, sabar..sabar ya mak…

Sempat mau wa suami, dengan isi kepala yang amburadul dan penuh prasangka. tapi saya tahan-tahan. Tahan dulu.. hingga akhirnya suami pulang dari kantor lebih malam daripada biasanya, tapi memang sebelumnya beliau sudah bilang kalau hari ini bakal pulang sedikit telat.

Saat makan malam bersama suami, saya pun membuka obrolan lagi. Menurut dr. Dedy, psikolog ahli jiwa, waktu makan adalah waktu yang santai dan gelombang otak dalam keadaan rileks, jadi manfaatkan waktu makan ini untuk menjalin keakraban dengan anggota keluarga. Saya mencoba menahan diri, memulai dengan santai dan akhirnya memang benar, bahwa semua adalah prasangka-prasangka saya saja. Prasangka yang salah. Prasangka yang berawal dari sedikit kekesalan hati saya, yang menular ke anak, membuat hari jadi semrawut. Ya Allah.. 

Komunikasi yang tak terucap saja (rasa jengkel, prasangka-prasangka buruk, rasa kecewa, khawatir, marah) bisa memberikan sebuah dampak yang nyata, apalagi komunikasi yang nyata-nyata dilakukan dengan bahasa verbal (ucapan). Jadi, betapa pentingnya belajar tentang komunikasi produktif ini ya.

Mari terus belajar melatih kepekaan diri agar senantiasa bisa mendapat sinyal-sinyal yang baik yang akan mendukung kita untuk bisa menerapkan kaidah komunikasi produktif baik pada anak, pasangan, orang tua maupun masyarakat pada umumnya. Selamat berlatih :)


Membeli barang jangan lupa di bayar
Teman berdagang mari kita ramaikan
Komunikasi yang baik bagaikan berlayar
Tiada riak gelombang yang menghanyutkan

Nona manis berdiri di muka membaca berita
Berita baik banyak terkesan hati bujangan
Hubungan yang lancar bukan semata karna cinta
Komunikasi menjadi kunci pembuka hubungan

Rutinitas di larung membuat penat yang butuh jenak
Diam dan tunaikan hak pada tempat seharusnya
Berujar lembut namun penuh disiplin pada anak
Tanpa amarah agar tak membakar kebaikan hatinya

Bait-bait syair oleh:
Sang fakir ilmu yang tengah memahami makna
Komunikasi Produktif
Puspaning Dyah FC
Kelas Bunsay Batch#5 RemedB


#hari12
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang

@institut.ibu.profesional


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan Rintik-rintik, Airnya Bergelombang

Membuat Es Krim Bersama Ayah

Jalan-jalan Ke Jogja