Seperti Shimajiro Ya...
Dua Gosokan Saja
Kembali, saat mandi pagi, saya coba membujuk Haya untuk sikat gigi. Sebelumnya saya mencoba saat Haya baru bangun tidur, ritualnya memang ke kamar mandi, pipis dan biasanya sikat gigi. Namun tadi sudah menolak untuk sikat gigi. Baiklah, saya coba lagi nanti pas mandi pagi. Ternyata eh ternyata, masih keukeuh juga.
Saya masih mencoba beragam cara, dengan intonasi suara sabar (menyabar-nayabarkan diri), lembut, untuk terus memotivasi Haya agar mau sikat gigi. Saya coba memancing dengan tokoh karakter kesukaannya, Shimajiro. Saya bilang, “Shimajiro rajin goso gigi loh, ayo gosok gigi dulu ya nak, sok gosok.. gosok..” dan akhirnya Alhamdulillah mau, Yess.. walau Cuma sebentar, dua gosokan di gigi depan. Tapi bagi saya itu merupakan suatu kemajuan yang luat biasa. Emak pun bahagidan girang bukan kepalang. Saya coba pancing lagi barangkali masih mau sikat gigi, pakai jari, ternyata sudah tidak mau, sudah menutup mulut dengan telapak tangannya. Oke, baiklah, nanti sore atau malam dicoba lagi.
Mandi sore, sama sekali belum berhasil.
Malam hari sebelum tidur, saat rutinitas pipis, cuci muka, tangan dan kaki. Juga masih belum mau. Saya coba ajak berdialog memakai gambar-gambar yang tercetak di bungkus pasta gigi dan sikat giginya. Ia tertarik mengamati singa di sikat giginya. Singa itu tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang putih bersih.
Sikat Gigi Singa
“Haya, lihat nih, singanya giginya putih bersih ya.. itu karena dia rajin gosok gigi. Haya gisik gigi juga yuk,” bujuk saya. Dia menggeleng. Namun, dia malah antusias mengamati gambar singa di sikat giginya.
“Singanya pakai apa?” tanyanya.
“Ohh, pakai mahkota,” jawab saya. “Bagus ya mahkotanya, Haya mau bikin kaya gitu nggak, nanti Bunda bikini, tapi sikat gigi dulu ya,” bujuk saya lagi. Dia menggeleng dan menangkupkan telapak tangannya di depan mulutnya.
"Bunda, donat Bunda.." katanya lagi. "Eh, mana ada gambar donat disitu" batin saya.
" Mana Nak?" tanya saya.
"Ini Bunda," katanya seraya menunjuk bulatan-bulatan yang menonjol di atas gambar singa. Oalah.. imajinasi anak-anak itu memang sungguh luar biasa yaa...
Saya memandang kedua bola matanya yang bundar.
“Kenapa sih Haya nggak mau sikat gigi?” tanya saya langsung. Dia mengedip-ngedipkan kedua bola matanya. Aduuh, gemas saya. Dia tidak kunjung menjawab. Entah, kenapa dan kenapa nak, padahal dulu kamu mau sikat gigi sendiri. Huhuhu.. #emakyangsabaryaaa…
Jadilah malam ini dia tidak sikat gigi.
Saya pun megadu sama ayahnya, “Yah, Haya nggak mau sikat gigi ni Yah” kata saya selepas menemani Haya melakukan ritual malam sebelum tidurnya. Sayup-sayup dari kamar mandi saya mendengar Ayah bertanya pada Haya, kenapa dia tidak mau menggoso gigi. Dan sepertinya Ayahpun tidak mendapat jawaban apa-apa dari Haya. Ah, baiklah nak, ini memang sebuah tantangan bagi Bunda ya, agar Bunda bisa lebih banyak belajar tentang masalah ini. Memang begitu adanya, anak-anak sebenarnya adalah ‘guru kehidupan’ terbaik bagi para orang tua. Bunda insyaAllah akan terus berusaha nak, Bunda tak ingin menyerah.
Seperti Shimajiro Ya..
Selepas mandi pagi, saya melihat mainan lego balok Haya masih berantakan.
“Lho, Haya, kalau sudah selesai, mainannya diberesin ya,” kata saya.
Dia kemudian beranjak mengambil tas legonya. Tak lama dia mengambil lego-lego yang berserakan dan memasukannya ke dalam tasnya.
“Hop!.. hop!.. “ sembari memasukkan lego ke dalam tas dia berkata seperti itu. Saya mengamatinya diam-diam. Saat dia melihat saya, dia berkata “Kaya Shimajiro ya..” katanya.
Ayo Rapikan.. Hop! Hop! Hop!
“Oh ya, seperti Shimajiro ya, yang selalu merapikan mainan sendiri setelah bermain,” ujar saya.
“Ayo rapikan.. Ayo rapikan..” saya mulai bersenandung lagu yang biasa dinyanyikan Shimajior saat dia beres-beres mainannya. “HOP! HOP! HOP!” kata ini digunakan saat anak mengembalikan barangnya ke tempat semula (tempat penyimpanan mainan). Jika sudah selesai, akhiri lagunya sambil berkata.. “Nah, sekarang menjadi legaaa… jadi bersih ya, jadi luas tempatnya setelah mainannya dibereskan ke tempat semula,” kata saya bahagia.
Boneka, Majalah dan Play Kit Shimajiro
Evaluasi Emak
Lalu, bagaimana dengan PR emak? Ah ternyata, emak masih teledor ini. Masih suka ngeloyor pergi tanpa bilang-bilang sama Haya. Aji mumpung. Mumpung anak lagi anteng bermain, emak diam-diam negloyor pergi ke belakang, cuci piring. Beresin dapur. Ke kamar mandi. Hohoho… Maafin Bunda ya.. sepertinya Bund aperlu punishment sendiri ini. Hihihi..
Seharian ini, Haya juga tidak pergi kemana-mana, malah teman-temannya tetangga dekat rumah yang pagi-pagi sudah main ke rumah Haya. Dan emak baru ingat, pagi itu emak juga pergi ngeloyor sebentar ke warung sayur dekat rumah buat belanja pagi. Mumpung anak-anak lagi asyik bermain bersama. Dududu..
Pulang belanja ternyata benar, Haya nyariin saya.
“Bunda kemana? Bunda beli apa?” tanyanya melihat saya menenteng dua buah karung. Ternyata luamayan juga belanjaan saya, mengingat nanti bapak ibu saya dan beberapa saudara mau berkunjung ke rumah.
“Eh, maaf ya. Bunda tadi habis belanja sebentar. Maaf Bunda tidak bilang ya. Eh, ini Bunda beliin kacang tolo gurih, “ kata saya sambil menyerahkan jajan yang saya beli dari tukang sayur. Haya dan teman-temannya pun menikmati camilan itu bersama dengan lahap. Dan lagi-lagi, saya ngeloyor pergi ke dapur, beres-beres belanjaan yang baru dibeli. Duh, emak, kapan tobat? Hihihi…
#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Komentar
Posting Komentar